empat puluhh.

1.3K 57 63
                                    

40 - kembali lagi

"KAMU BENERAN?! SERIUS KAN?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KAMU BENERAN?! SERIUS KAN?!"

**

Axel menatap tajam wanita yang kini sedang mengedarkan pandangannya ke segala arah itu. Dia menggeram serak sambil mengumpat dalam hati melihat wanita itu semakin berjalan ke arahnya.

Axel pun berdiri dari duduknya, lalu maju melangkah untuk mendekati wanita itu. Axel mencengkram kencang lengan wanita itu agar tidak semakin mendekat ke ruangan Avista.

Viona berdiri, lalu menatap remeh wanita yang lengannya dicengkeram Axel, kemudian Viona bertepuk tangan dengan keras. "Cih, gak nyangka ya. Kirain beneran polos, eh malah jadi jalangnya si Axel," hina Viona, sambil terkekeh sumbang.

Reza langsung menenangkan Viona. Dia mengusap puncak kepala Viona agar Viona kembali duduk.

Aletta dan beberapa teman sekolah Fany yang juga ada di sana menatap heran siapa wanita yang bersama Axel kali itu, kecuali Vino.

Vino tampak hanya menatap kosong ke depan. Manik mata yang sarat akan kekecewaan dalam diri Vino. Dia menghembuskan napas kasar karena tidak menyangka. Saat wanita itu menoleh padanya, Vino memilih untuk pergi.

Axel menarik lengan wanita itu dengan paksa sampai ke lorong lain. Jari telunjuk Axel tepat berada di depan mata wanita itu. "Denger ya," ucap Axel penuh penekanan. Dia semakin maju membuat wanita itu tersudutkan, "kamu udah aku bilang jangan ke sini, dan kamu berani—"

"Bantah!?" potong wanita itu.

Axel menajamkan manik matanya. Rahangnya mengeras mendengar suara wanita itu yang memotong ucapannya. "Iya, dan kamu tau konsekuensinya—"

"Aku mau—"

"Diam!" potong Axel, membalas. "Sekarang kutanya, kamu ngapain ke sini?!" sela Axel, kembali mencengkeram lengan wanita itu.

Alis wanita itu terpaut jelas, sekencang mungkin dia mendorong Axel dan berusaha melepaskan tangan Axel dari tangannya. "Axel, tolong, aku mau melakukan hal baik untuk yang terakhir kalinya!" jerit wanita itu, wajahnya sudah memerah.

Axel tersenyum penuh penghinaan, tangannya semakin kuat menggenggam tangan wanita itu, sampai kulitnya memerah. "Sama-sama pendosa, gak usah sok suci," cela Axel, lalu Axel melepaskan tangan itu dengan kasar.

"Aku cuma mau ketemu sama Zidan!" teriaknya sambil mengelusi tangan kanannya yang sudah memerah dan sedikit berdenyut nyeri.

Mata Axel langsung berkobar, seakan ada api-api yang menggebu di bola mata hitam legamnya. Tubuh Axel menegap, tulang rahang sampai tulang selangkanya menjadi tegas. "Mau langgar aturan mainnya?" dingin Axel sudah tak tahan dengan wanita keras kepala di depannya ini.

Wanita itu hanya mendengus sinis.

"Mau bocorin semua yang udah kita lakuin ke Zidan, hah?!" kelakar Axel, sedikit panik.

Stay Here [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang