extra partt E

1K 46 71
                                    

"Nih masih ada sedikit di mulut aku, mau?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih masih ada sedikit di mulut aku, mau?"

**

Fany menggigit telapak tangan Vano yang terus menutupi wajahnya. Dia sudah dilanda penasaran dan kekhawatiran karena mendengar banyaknya ringisan orang-orang yang berteriak histeris.

Vano melepaskan tangannya dari mata Fany. Vano berdecak sebal karena bekas gigitan tangan Fany tercetak di telapaknya.

Fany mengucek matanya sebentar, lalu mengedipkannya beberapa kali untuk menormalkan pengalihannya setelah matanya di tutup. "Kenapa sih, Vano?" tanya Fany dengan kesal.

Vano mengembuskan napas lega. Axel sudah tak terlihat di parkiran rumah sakit. Vano kembali menoleh sambil menyipitkan kedua matanya karena matahari sangat terik.

"Udah, gak apa-apa, ayo langsung ke dalem!" ajak Vano sekalian melupakan kejadian barusan.

Vano memegang pergelangan tangan Fany dengan erat. Mereka berjalan dengan Vano di depan dan Fany di belakangnya. Karena parkiran cukup sempit dan tak memungkinkan mereka untuk berjalan berjejeran.

Vano memilih masuk ke lobby lewat pintu lain, dia menghindari jika dia harus bertemu dengan Axel yang menyeramkan jika lewat pintu utama.

Tapi, langkah keduanya terhenti saat mata Vano kembali menangkap Axel yang berbaring dalam brankar yang didorong beberapa orang dengan raut khawatir disertai jijik.

Tangan Vano menahan Fany agar dia tetap berada di belakangnya. Wajah Axel yang menyeramkan seperti itu bisa saja membuat anak kecil langsung sawan.

Seketika lobby rumah sakit itu langsung ramai. Beberapa pasang mata tak berkedip melihat Axel yang bagaikan alien menyeramkan. Napas mereka tertahan karena merasakan bahwa Axel mencekal tengkuk mereka.

Tapi, Fany sudah duluan membulatkan matanya melihat Axel. Dia meringis kuat dan tangannya yang digenggam Vano semakin mencengkram erat telapak tangan Vano.

Satu tangan Fany lainnya juga memegang pakaian Vano. Fany kembali meringis kecil dan matanya menyipit, mulutnya terbuka dengan perasaan jijik.

Vano yang tersadarkan bahwa pakaiannya dicengkeram Fany, segera menoleh. Dengan cepat Vano menarik kepala Fany ke dadanya. Dengan cepat pula Fany menyembunyikan wajahnya di sana.

"Vano .... " ringis Fany lagi dalam dada Vano.

Orang yang berada di sebelah Vano lantas menoleh mendengar rintihan Fany, pria tubuh tegap itu melotot, dia segera membawa Vano dan Fany kembali ke parkiran.

"Om," ucap Vano setelah menyadari bahwa yang menjauhkannya dengan Axel adalah Zidan.

"Kalian ngapain di sini?" tanya Zidan menginterogasi, nadanya cemas karena tak menyangka Vano dan Fany melihat Axel yang sepatutnya tak dilihat.

Stay Here [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang