extra partt A

1.4K 58 65
                                    

"AKU CIUM YA KAMU, FANYYYYY!!!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AKU CIUM YA KAMU, FANYYYYY!!!!!"

**

Fany menepuk punggung Vino yang terus saja menjahilinya. Dia mengerucutkan bibirnya karena Vino masih memainkan rambutnya yang tergerai bebas.

"Vino!"

"Eitsss .... " Vino terkekeh kecil, wajahnya menahan tawa melihat Fany yang langsung panik.

Fany gelagapan, dia mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan untuk menghindari tatapan mata Vino.

"Pa, Fany songong tuh! Masa manggil calon kaka pake nama sih!" adu Vino, membuat Fany membulatkan matanya kesal.

Beberapa bulan tinggal satu rumah dengan Vino, Fany kira semuanya akan berjalan baik seperti waktu dia dititipkan Avista saat Avista ke Spanyol mendadak.

Tapi, nyatanya tidak, Vin yang sebenarnya lama-kelamaan terlihat di wajah Fany. Tukang sok ngatur dan tidak mau mengalah, juga jahil yang sebelas dua belas seperti Fany.

Fany melipat kedua tangannya di depan dada. "Lagian masih calon juga! Kan aku belum terbiasa .... " balas Fany tak mau kalah.

Avista membawa nampan yang berisi empat jus alpukat dan satu jus stroberi. Karena mendengar kegaduhan dari ruang tamu, dia memilih untuk mendatanginya setelah menaruh gelas-gelas itu di meja makan.

"Kamu harus dibiasain dong, Fany!" sahut Avista saat paham akar dari kegaduhan itu.

"Tuh, Fan! Dengerin, masa sama Abang sendiri songong!" Vino kembali provokator.

"Iya Ma, tapi kan aku butuh waktu buat nge-biasain!" oceh Fany, mengambil bantal kecil yang warnanya senada dengan warna sofa. Fany memeluk bantal itu dia taruh di atas pahanya.

Zidan yang baru saja masuk dari parkiran mobil, terkekeh melihat Vino dan Fany yang berdebat. Sedangkan di sofa lain, ada Vinka yang terlihat sedang badmood.

"Udah dong, Vino. Jangan digodain terus adiknya," pungkas Zidan, dia duduk di sofa yang diduduki Vinka, lalu menggendong Vinka dan ditaruh di atas pahanya. Posisinya Zidan tengah memangku Vinka di sofa.

"Tau nih, Kak Vino. Asik aja terus sama Kak Fany, aku dari tadi didiemin. Emangnya Kak Vino gak mau apa godain aku?" sewot Vinka. Memang belakangan ini Vinka terlihat lebih ingin cari perhatian dengan Vino.

Mereka semua yang mendengar suara cempreng Vinka sontak melepas tawa. Zidan bahkan berusaha untuk menghentikan tawanya, sampai akhirnya Vinka memukul paha Zidan.

"Vinka, kamu tuh masih kecil, masa mau sih digodain sama mas-mas kayak Vino gini?!" tantang Fany menahan tawanya.

Vinka memegang kedua bagian pinggangnya dengan tangan, berkacak pinggang  dengan kesal mendengar ledekan dari Fany.

Stay Here [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang