34 - emang ada masalah?
"Aku gak mau kalo kamu jadian sama Vino."
***"Emang, Fany bukan anak yang bener? Emang Fany bukan orang? Emangnya Fany gak bakal sukses?"
"Kenapa Ayah gak bolehin Vano temenan sama Fany sih!"
"Kamu liat sendiri gimana keluarga dia, hah? Bapaknya gimana? Brengsek! Iya, yang kayak gitu kamu bilang dia anak bener?"
"aku tuh mau Vano temenan sama anak yang bener dari bibit, bebet, bobotnya! Kalo Fany, bapaknya aja begitu! Heh,"
"Kalo si Aletta 'kan keliatan bener dari bibit, bebet, bobotnya! Kakeknya punya universitas di Brazil ... Yang dinilai itu otaknya, bukan harta!"
"Ayah ih!"
Vano membuang napas kasar, dia bisa mendengar percakapan dari bundanya dan ayahnya. Dia menghentakkan kakinya sambil masuk ke rumah.
Vano mendengus sinis melihat Xean yang memanggilnya, dengan malas Vano menghampirinya. Dia membuang wajahnya ke arah lain, rasanya sangat menyebalkan melihat Xean.
"Kalo pulang tuh orangtua disalimin! Jangan main nyelonong masuk gitu aja!" komentar Xean sambil menepuk kepalanya Vano sedikit kencang.
Vano berdecak, lalu membawa tangan Xean ke pipinya untuk salim, dia masih menengok ke arah lain.
"Salim yang bener kamu! Bukan ke pipi!" cibir Xean lagi sambil membulatkan matanya.
"Iya-iya," sahut Vano sambil membenarkan salimnya. Setelahnya Vano langsung masuk ke kamar, sedikit-sedikit Vano melirik sinis pada Xean, Jadi karena Ayah Fany jauhin aku? Bener-bener Ayah, CK!
Vano menutup pintu kamarnya dengan cukup keras, dia melempar tasnya ke sembarang arah. Lalu Vano membanting tubuhnya ke kasur.
Vano bersandar ke kepala ranjang, dia memukuli guling-guling dan bantal, Vano juga mengacak rambutnya kesal, "Kenapa sih Ayah tuh gak suka banget sama Fany?!" tanyanya dengan sarkas, Vano kembali berdecak keras.
Vano membuka sepatunya dengan sebal, lalu melemparnya ke sembarang arah juga. Dia memajukan bibir bawahnya, kemudian Vano mengambil ponselnya yang ada di atas meja belajar.
Vano menekan powernya, layarnya menyala tapi Vano tak tau mau apa.
"Ayah nyebelin banget sih! Mau jodohin aku sama Aletta?" tanya Vano tidak menyangka, dia semakin menekan-nekan dan memukuli bantal gulingnya keras.
"Aku tuh gak suka sama Aletta!" teriaknya, Vano menoleh saat mendengar suara pintu kamarnya yang terbuka, dia melirik sedikit untuk mengetahui siapa yang membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Here [END]
RomanceCerita Vano - Fany [15+] ❝ Kenapa aku dilahirkan, if I'm not w a n t e d? ❞ ** Private acak, harap follow sebelum baca. ** SEQUEL DARI STORY 'AXELLA' ___________________________ Fanya Shaenetta Aracelly Faresta, keturunan keluarga Faresta yang bis...