dua puluh limaa.

911 44 13
                                    

25 - ini anak kamu!

"Makasih banyak ya, Tante Lola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih banyak ya, Tante Lola."

*

"Bunda masak apa sih wangi banget?" Xean melangkahkan kakinya menuju dapur, mencium aroma yang memanjakan hidungnya. Jalannya nampak santai dan sesekali memejamkan makanya sambil menikmati aroma masakan Lola.

Xean tersenyum simpul, dia mengintip masakan Lola dari belakang, "Wih, spageti! Ayah juga mau dong!" antusias Xean sambil melebarnya senyumnya.

"Apa sih Ayah, ini buat Fany loh," ucap Lola, membuat Xean membuka matanya dengan lebar.

"Ngapain kamu masak buat anak orang?" sinis Xean, lalu menjauh dari Lola. Dia bersandar pada kitchen set dan tatapannya berubah tajam.

"Kan Avista lagi sakit, pasti gak ada yang masak di rumah Fany, kasian ..." Lola menjelaskan, lalu menaruh teflon setelah spageti nya sudah dia masukkan ke dalam kotak makan.

"Bilang aja kamu mau caper sama mantan kamu yang brengsek itu 'kan?" balas Xean tak suka.

"Mantan aku siapa sih?" tanyanya Lola sambil berjalan membawa kotak makanan itu ke depan Xean.

"Si Axel lah! Siapa lagi!" bentak Xean menatap sinis kotak makanannya.

"Tapi 'kan ini bukan buat Axel Yah, ini buat Fany sana Vinka, kalo gak ada makanan di rumah dia gimana? Lagian kenapa sih Ayah gak suka banget kayanya sama Fany," jelas Lola dengan lembut.

Xean memegang bahu Lola, "Sekarang aku tanya," ucap Xean, "Fany itu anak siapa?"

Lola mengerutkan keningnya, "Avista."

Xean menggeram serak, "Suaminya!"

"A—Axel?" sahut Lola ragu-ragu.

"Axel itu orangnya gimana?" tanya Xean lagi.

"Ayah udah dong, jangan ungkit-ungkit masa lalu gitu, kayak anak kecil ah!" ambek Lola, memajukan bibirnya beberapa centimeter.

"Arrgh!" geram Xean, dia menyenggol kotak makanan itu dengan sikunya lalu meninggalkan Lola begitu saja.

Lola berdecak kecil, Apa sih Ayah, segitunya banget deh benci sama orang.

Lola berjalan menuju ruang tamu, dia memakai outer warna coklat dan menguncir rambut panjangnya.

"Ma, Vano pulang ... " ucap Vano dengan nada lemas, mungkin masih lelah karena baru pulang sekolah.

Lola mengubah pandangannya, senyum manisnya dia berikan pada Vano, lalu mendekat ke arah Vano, "Ikut Bunda yuk ke rumah Fany!" ajak Lola sambil memberikan tangannya pada Vano agar salim.

Vano yang tadinya lemas, berubah menjadi tersenyum penuh binar, "Mau ikut Bun!" jawab Vano antusias.

Lola mengangguk, dia menarik kepala Vano dengan lembut dan memeluk kepalanya, "Ganti baju dulu ya," kata Lola lalu berjalan masuk ke rumahnya sambil memegang bahu Vano.

Stay Here [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang