24.

2.5K 103 3
                                    

"Panas banget anjir". gerutu Andre.

"Namanya juga di panasin dre". sahut Angga.

"Gue Lelah". timpal Vano.

"Gue juga". sahut Aldo.

"Kalian yang di panasin 2 jam aja sekarang udah ngeluh, nah gue yang 3 jam gimana?".

Aldo, Andre, Angga dan Vano menatap Leo lekat.

"ITU SALAH LO SENDIRI!!". ujar mereka bersamaan.

"Iyah² gue tau, ga usah nge gas". Ucap Leo santai.

"Oh ya rul, btw bunda loh uda tau soal saham utama itu?". Tanya Angga.

"Belum".

"Rencananya mau lo kasih tau kapan?". sahut Vano.

"Gue ga punya rencana untuk itu".

"Kenapa?". tanya Andre.

Aldo menonyor kepala Andre pelan. "Ya, karena udah ada artikelnya o'on ngapain harus di kasih tau, toh nanti bunda dessy juga bakal tau dari artikel itu". Jelas Aldo.

"Tumben pinter do". Leo mengacungkan dua jempol nya untuk Aldo.

"dari lahir rul hehehe".

"Sombong". sahut Andre dengan nada kesal.

"Suka suka gue". jawab Aldo ketus.

"Berantem terus, sampai putus". timpal Vano.

Aldo dan Andre menatap Vano kesal. "JIJIK!!". ujar mereka bersamaan.

"Cie kompak". goda Vano.

"Vano!!, Pergi ga loh" Aldo menendang pantat Vano, sampai empuhnya meringis kesakitan sambil memegang pantatnya.

Andre juga sudah mengambil ancang² untuk menendang vano.
Tapi sebelum itu terjadi, vano sudah terlebih dahulu pergi berlindung di samping Leo.

"Rasain loh ga bisa nendang gue hahaha" Ledek Vano.

Aldo dan Andre mengepalkan tangan kanan mereka, kemudian memukulkannya ke tangan kiri mereka masing².

Melihat itu Vano mengerjapkan matanya berkali kali lalu  menghindari kontak mata dengan Aldo dan Andre.
Pandangan nya kembali ke arah bendera yang berkibar.

"kenapa rul?". Tanya Angga yang menyadari Leo dari tadi tidak merespon pertengkaran temannya.

Padahal biasanya Leo selalu aktif merespon, apalagi yang bertengkar Aldo, Andre dan Vano.
Karena pada akhirnya Vano akan ternistakan dan Leo suka itu.

Merasa perkataannya tak di dengar oleh Leo.
Angga memutuskan mengikuti arah pandangan Leo.

Dan benar Leo sedang menatap Fani dan ifan yang berjalan beriringan di koridor Sambil sesekali bercanda.

Tatapan Leo memang tenang.
Tapi tetap saja ia tidak bisa menyembunyikan emosinya dari Angga.

Angga menepuk pundak Leo pelan.
"Tenangin diri lo".

*****

"Makasih kak". Ucap fani saat sudah berada di depan kelasnya.

"sama-sama fan". ifan memberikan setumpuk kertas yang ia bawa kepada Fani. "Yakin ga mau kakak bantu taruh dalam kelas". Tawar ifan.

"yakin kak, fani bisa bawa ke dalam kelas sendiri kok".

"Yaudah kakak pergi dulu ya".

"Iyah kak, dah".

Fani berjalan masuk ke dalam kelas.
ia menaruh setumpuk kertas itu di atas meja putri.

"Tugas apa ini fan?". Tanya putri.

COLD BOY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang