34.

2K 96 1
                                    

"Rania, kenapa kamu ajak eric kesini? Ini kan hari ulang tahun davis" tanya Leo pada Rania

"Rania mau ngomong sama Davis".

"Ngomong apa?".

"Rania udah nggak cinta sama Davis, Rania udah nggak sayang sama Davis".

"Kenapa?, Davis punya salah ya sama Rania?".

"Enggak kok".

"Terus kenapa Rania nggak cinta lagi sama Davis".

"Rania lebih sayang sama Eric daripada Davis, maafin Rania Davis".

Leo yang waktu itu masih berusia 13 tahun hanya bisa diam dan menatap kepergian cinta pertamanya bersama dengan kakak tirinya.

Leo sangat ingin mencega Rania pergi tapi dia tidak bisa.

Leo menyeka air matanya yang sudah membasahi pipinya.

"Davis benci Eric!!"

"Davis nggak mau bicara sama Eric lagi".

Brak..

"Aw" Leo memegang ngi pantat nya yang sakit karena cukup keras terbetur dengan lantai.

"Shit! Kenapa gue mimpi in itu".

Leo berusaha berdiri dan duduk di tepi ranjang.

Tok...tok...tok..

Terdengar suara ketukan pintu dari luar.

Leo segera bangkit, dan berjalan mendekati pintu sambil memegang pantat nya.

"Apa?" ketus Leo saat melihat Eric berdiri di depan pintu kamarnya.

"Nih seragam sekolah lo" Eric menyodorkan satu set seragam sekolah pada Leo. Setelah Leo menerimanya eric langsung pergi begitu saja.

Leo hanya menggeleng geleng kan kepala, lalu kembali menutup pintu kamar nya dan mandi.

Tepat pukul 06:35 Leo berjalan menghampiri meja makan dengan pakaian yang sudah rapi dan menggedong tas nya di bahu kiri.

"Pagi ma". Sapa Leo.

"Pagi sayang, sini sarapan dulu".

"Eric mana ma?"

"Eric baru aja keluar, katanya ada urusan di sekolah makanya mau berangkat pagi". Jelas Melly sambil mengoleskan selai coklat ke roti.

Leo mengambil selembar roti yang sudah di olesi selai coklat.
"Leo mau berangkat dulu ya ma, dah". Pamit Leo sambil mencium punggung tangan Melly.

Leo berlari menuju garasi dimana eric masih memanaskan mobilnya.
Setelah sampai Leo langsung membuka pintu mobil dan duduk di sebelah kursi pengemudi.

"Mau apa lo?". Tanya Eric dingin.

"Nebeng".

"Motor lo kan disini, kenapa ga pakek motor lo sendiri aja".

"Males". Leo menyenderkan punggung nya ke kursi, kemudian memejamkan matanya.

"Cepet jalan". Ujar Leo sebelum benar² tertidur.

Eric mendorong tubuh Leo kasar.
"Enggak² keluar lo dari mobil gue".

"Lo dorong gue sekali lagi, gue bilangin mama". Ancam Leo tajam.

COLD BOY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang