37.

2K 93 4
                                    

Sudah lebih dari dua jam Leo berdiri di blankon kamarnya sambil menatap kosong pemandangan yang ada di depan nya.
Malam ini hati Leo dibuat bimbang oleh perkataan Eric tadi sore.
Apakah tindakan dia salah?. Apakah dia salah faham?. Apakah dia terlalu terburu-buru untuk mengambil kebutusan?. Pertanyaan² itu hanya perputar di kepala Leo, Tanpa ada yang berniat untuk menjawab.

Leo mengambil handphone dari sakun celana, lalu ia menekan nomer Rio disana.

"Halo". Sapa Rio dari seberang sana.

"Bisa kerumah gue sekarang, gue tunggu". Ujar Leo dan langsung memutuskan sambungan telfon.

Dilain tempat Rio sudah mengendarai motornya dengan kecepatan normal. Meskipun dia tidak faham apa maksud Leo. namun ia tetap menuruti perkataan Leo tadi.

Sesampainnya dirumah Leo, Rio langsung di persilakan masuk oleh bi Nur.

Dengan kedua tangan yang dimasukan ke saku celana, Leo menuruni tangga dan langsung menghampiri Rio.

"Ikut gue". Ujar Leo lalu berjalan terlebih dahulu menuju taman belakang rumah nya.

"Kenapa?". Tanya Rio to the poin saat mereka sudah ada di taman.

Leo berbalik dan menatap Rio datar.
Dari tatapan Leo, sudah bisa di tebak laki² itu sama sekali tidak tertarik menjawab pertanyaan dari Rio.
Rio yang ditatap seperti itu pun jadi bingung sendiri.

Cukup lama mereka hanya saling menatap satu sama lain sampai akhirnya Leo membuka suara.
"Sejak kapan lo pacaran sama Fani?". Tanya Leo dengan wajah yang masih datar.

Rio tertengum mendengar pertanyaan Leo. Butuh beberapa waktu untuk mencerna pertanyaan itu.
"Emang gue pernah pacaran sama Fani". Jawab Rio yang lebih mengara ke pertanyaan.

"Gue pernah lihat lo nyatain perasaan lo ke Fani".

Rio terlihat memutar otak untuk mengingat kejadian itu. "Oh.waktu itu memang gue nyatain perasaan gue ke Fani, tapi apa lo tau dia jawab apa?".

Leo menggeleng pelan.

"Dia jawab...". Rio memberi jeda dan menghembuskan nafas kasar.
"Elo, LEONANDRA DAVIS DIGANTARA orang yang paling dia sayang". Lanjut Rio yang membuat Leo terdiam.

"Saat gue denger lo putus dari Fani. jujur gue seneng, tapi lama kelamaan gue sadar bahwa Fani memang bukan untuk gue. di sekolah memang dia nampak tidak perduli sama lo tapi saat di rumah dia selalu nangis gara² lo, dan sekarang apa?. Ternyata ini alasan lo putus dari dia. Hanya karna lo curiga soal hubungan gue sama Fani. ingat perkataan gue kali ini". Rio menunjuk dada Leo dengan jari telunjuknya berkali kali.
"Lo beruntung kejadian 3 thun yang lalu tidak terulang lagi".
Lanjut Rio kemudian melenggang pergi dari hadapan Leo.

Bagai di dorong ombak ke batu karang yang besar, hati Leo terasa sangat sakit. Lagi² rasa curiganya menghancurkan semuannya.
Entah kenapa dari dulu selalu ego nya yang menang dan berujung pada perpisahan.

🍒🍒🍒🍒

Pagi ini Leo sengaja berangkat ke sekolah lebih awal. Sejak kejadian semalam ia sudah bertekat untuk memintah maaf pada Fani, meskipun nantinnya respon Fani tidak terlalu baik padannya. Leo siap menerima semua kosenkuensinya.

Leo menunggu Fani di samping mobilnya dengan tubuh yang disenderkan ke mobil.
Mendengar handphone nya berbunyi, Leo segera mengangkat Telfon itu.

"Halo". Sapa Leo.

"....".

Setelah sambungan itu terputus, badan Leo menjadi Lemas.
Niatnya yang tadi ia urungkan, kemudian ia berlari menuju rooftop sekolah.

COLD BOY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang