44.

1.9K 89 5
                                    

Bel istirahat telah berbunyi.
Fani dan kedua temannya berjalan menuju kantin untuk mengisi perut mereka.

Sesampainya dikantin mereka langsung duduk. Suasana kantin belum terlalu ramai jadi mereka tidak kesulitan untuk mencari tempat duduk.

"Pesen seperti biasanya kan?". Tanya Rena yang mendapat anggukan dari Fani dan Ara.
Setelah itu ia pergi untuk memesan makanan.

Tak butuh waktu lama.
Rena kembali ke meja yang di duduki oleh teman² nya dengan membawa nampan yang berisi tiga mangkuk bakso.

"Cie Rena baru pergi beberapa menit aja balik² udah dapat gebetan". Ucap Ara spontan saat mendapati Brian membantu Rena membawakan minuman mereka.

"Apaan si lo ra, orang kak brian cuma bantu gue".

Brian menaruh minuman yang di bawa nya di depan Rena dkk.
"Iyah ra cuma bantu kok, tapi niat awalnya si pdkt". Brian tersenyum manis ke arah Rena.

Membuat pipi Rena seketika merona. Nampak jelas di wajah gadis itu bahwa ia sekarang tengah tersipu oleh ucapan Brian. Fani dan Ara yang melihat itu pun hanya tertawa.

"Kode ni Ren, bentar lagi lo ga jomblo". Ujar Ara kompor.

Fani memukul pundak Ara cepat. "Udah Ra, lo nggak kasihan sama Rena wajahnya udah hampir terbakar gitu".

Rena menatap Fani tajam. Kenapa Fani jadi ikut Ara memojok kannya. ingin rasanya Rena membenturkan kepala kedua sahabatnya ini, tapi Brian masih ada di sini. malu dong kalau ia melakukannya di hadapan brian.

'Awas aja kalian nanti'. ujar Rena dalam hati.

Rena mengalihkan pandangan nya kepada Brian dan tersenyum.
"Makasih ya kak udah bantuin Rena".

"Iyah Ren sama². Yaudah gue pergi dulu ya". Pamit Brian.

"Iyah kak".

"Dah". Ara melambaikan tangannya pada Brian.

Setelah Brian sudah tidak terlihat Lagi. Rena berpindah duduk di samping Ara dan memeluk leher gadis itu erat.
"Sekali lagi lo bikin gue malu di depan kak Brian mampus lo". Ancam Rena tajam lalu melepas pelukannya dari leher Ara Dan kembali duduk di samping Fani.

Ara masih syok dengan perbuatan Rena barusan, jadi ia tidak dapat membalas ucapan Rena dan lebih memilih diam dan memakan bakso nya. Begitupun dengan Fani yang juga terkejut.

Setelah kejadian itu suasana di meja mereka menjadi hening, tapi itu tidak bertahan lama, karena tiba² Leo datang dan menarik Fani untuk mengikutinya.

Ara dan Rena sempat ingin membantu Fani lepas dari Leo, tapi Fani melarang mereka.
Dan akhirnya mereka duduk kembali dan melanjutkan menakan bakso mereka masing².

***

Dengan pasrah Fani masih mengikuti langkah Leo yang entah akan membawanya kemana.
Meskipun pergelangan tangannya sudah sakit karena genggaman Leo yang kencang. Fani sama sekali tidak memprotes dan memilih diam.

Leo melepas genggamannya pada lengan Fani saat mereka sudah sampai di tujuan, yaitu rofftop.

"Kenapa lo bawa gue kesini?". Fani membuka suara.

Bukannya menjawab Leo malah memalingkan pandangan nya dari Fani.

"Kalau ga ada yang mau lo omongin, gue pergi dulu". ucap Fani lalu melangkahkan kakinya.

"Kenapa lo sama Fara nggak tinggal serumah". Ucapan Leo sontak membuat langkah Fani berhenti. ia berbalik menatap Leo yang juga sedang menatapnya.

"Lo nggak perlu tau alasannya". Jawab Fani dingin.

"Kenapa?".

"Karena lo tidak berhak tau".

"Tidak berhak tau soal apa? Soal lo yang hanya diakui oleh orang tua lo dan Fara tidak, atau soal Fara yang sering di bully karena di kira anak pungut".

Fani tersenyum sinis. "Jadi Fara udah cerita sama lo. udah seberapa deket lo sama Fara sampai dia mau cerita masalah nya sama lo".

"Brarti itu bener". Leo mendekat ke arah Fani dan memegang pundak gadis itu. Berharap gadis yang ada dihadapannya ini akan menyangkal semua cerita Fara dan bicara yang sebenarnya. Jujur Leo masih belum sepenuhnya percaya dengan ucapan Fara kemarin.

"Iyah, itu bener, semua yang Fara ceritain ke elo itu semua bener". Jawab Fani mantap.

Hati nya terasa begitu sakit.
Ia juga ingin menyangkal cerita Fara dan menjelaskan semuanya pada Leo. Tapi kalau ia melakukan itu, ia akan lebih sulit untuk melupakan Leo. Jadi lebih baik mengiyakan semua cerita Fara dan membuat Leo membencinnya.
Karena Fani yakin Fara pasti hanya menceritakan sebagian tentang mereka pada Leo.

Leo melepas genggamannya dari bahu Fani Dan melangkah mundur. ia berbalik lalu mengusap wajahnya kasar. Ia masih tidak percaya apa yang barusan Fani ucapkan.
Leo kembali melihat Fani.
"Soal trauma lo...."

"Itu bohong". Potong Fani cepat.

Leo semakin terkejut. Hatinya juga sakit Jadi selama ini Fani berbohong kepadanya.

"Gue juga bohong sama Ara dan Rena soal trauma itu". Tambah Fani, kemudian berbalik dan melangkah meninggalkan Leo.
Ia tak mau Leo melihat Air mata yang coba ia tahan akan lolos.

"Mulai sekarang gue pastiin lo ga bakal bisa deketin Fara lagi dan nyakitin dia!!". Teriak Leo.

Fani sama sekali tidak memperdulikan teriakan itu. Ia lebih memilih terus berjalan meninggalkan Leo.

Fani menghentikan langkahnya di taman belakang sekolah yang selalu sepi. Ia mengambil ponsel dari saku nya dan menekan nomor ayahnya di sana. Jujur Fani tidak tahu sama sekali kalau Fara masih menjadi korban bully karena di anggap anak pungut.
Memang sejak kecil Fara sering di anggap sebagai anak pungut oleh orang lain, karena orang tuanya tidak mengatakan kalau merek kembar. Tapi saat Fani memilih tinggal bersama neneknya orang tuanya sudah berjanji akan memberitahu orang² kalau Fara adalah anak kandung mereka, dan Fara adalah kembaran Fani.

'Halo'. Sapa orang di sebrang sana.

'ayah'.

'Iyah fan, ada apa?'.

'Ayah masih belum memberi tahu ke orang² kalau Fara adalah anak kandung ayah dan kembaran Fani".

'Belum sayang, ayah masih belum punya waktu untuk itu'.

'Tapi ayah tau nggak apa akibatnya. Fara masih di anggap anak pungut ayah sama bunda dan dia sering di bully di sekolah yang notbennya adalah sekolah milik orang tuanya sendiri. Fani minta ayah memberitahukan soal Fara sekarang juga. kalau ayah gamau Fani sama kak Aar akan keluar dari penerima warisan nenek'.

Setelah mengatakan itu Fani menutup telfonnya.

TBC.

Gimana sama part ini?.

Enjoy❤

Jangan lupa vote dan comment oke😉

Sampai ketemu minggu depan, bye bye🤗😗

COLD BOY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang