"Huts..... Huts.....". Vano terus menusuk pinggang Leo dengan polpen, berharap laki-laki yang ada di depan nya itu menoleh dan memberinya contekan.
Yah, Hari ini kelas 11 mipa 3 ada ulangan FISIKA dadakan, semua bangku di acak ulang.
Dan itu membuat penghuni kelas itu frustasi, karena mereka tidak bisa bersekongkol dengan teman duduk nya. Termasuk Vano.Tapi tidak dengan Leo, pemuda itu nampak tenang dan mengerjakan seluruh soal dengan telaten.
Berbeda dengan Fani.
Di bangku depan pojok kanan gadis itu nampak berfikir keras. 15 mnt sudah berlalu dan Fani baru menyelesaikan satu soal."Huh" Fani menghela nafas pelan.
Di beberapa pelajaran Fani memang unggul tapi untuk Fisika..., Fani angkat tangan.
Vano kembali menusuk pinggang Leo dengan polpen.
Membuat laki² itu menahan nafas lalu menoleh ke arah Vano malas."Apa?". Tanya Leo berbisik.
"Mana lembar jawaban lo". Vano menggerakkan bibir nya dengan Jelas agar Leo dapat membaca gerakan bibirnya.
"Bentar satu soal lagi".
Leo kembali menghadap kedepan, dan mengerjakan soal nya dengan tenang."10 menit lagi". Ujar pak Andri yang membuat suasana kelas 11 mipa 3 seketika ricuh.
"Contekan mana woy".
"Punya jawaban jangan di pendem sendiri, gabakal bertelur".
"Ingat solidaritas".
"Susah seneng bareng bro, inget!!".
Pak Andri memukulkan penggaris panjang yang sedang ia bawa ke papan tulis.
"Diam, atau nilai kalian semua nol".
Ancam nya.Tentu saja perkataan pak Andri membuat beberapa murid mengumpat dalam hati, dan yang lain hanya menunduk takut.
"Mana rul, cepet". Bisik vano mengintrupsi.
Tanpa melihat vano.
Leo langsung memberi kertas jawaban nya pada Vano.Dengan cepat Vano mengambil kertas itu dan mulai menyalin.
Waktu terus berlalu, tanpa terasa bel istirahat telah berbunyi.
"Waktunya sudah habis, ketua kelas tolong di kumpulkan jawabannya jadi satu terus bawa kesini". Pintah pak Andri.
Leo berdiri dari duduk nya. Lalu mengambil semua kertas jawaban dari teman² nya.
"Mana van?". Leo mengulurkan tangan nya, hendak menarik paksa kertas ulangan nya yang masih di salin oleh Vano.
Dengan cepat Vano menepis tangan Leo.
"Bentar anjir, tinggal dikit nanggung"."Waktunya udah habis bego". Sembur Leo.
"Bentar ARUL". Ujar vano dengan penuh penekanan.
"Gue hitung sampai tiga, kalau lo masih nyalin gue aduhin sama pak Andri". Ancam Leo.
"Satu".
"Dua".
"Tiga".
"Pak Andri, Vano ma_".
Dengan cepat Vano membengkam mulut Leo.
"Yah, bego lo apa apaan sih"."Vano kenapa?". Sahut pak Andri
"Enggak kok pak, Leo tadi cuma bercanda". Elak Vano sambil terkekeh.
"yaudah, Leo cepat kamu bawa kesini lembar jawabannya".
Leo mengambil kertas jawaban dari meja Vano dengan kesal. Kemudian melangkah menghampiri meja pak Andri.
🍓🍊🍓🍊🍓🍊🍓
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD BOY ✔
Fanfiction°_Kamu gaakan tau betapa sedih dan bahagianya seseorang sebelum kamu berjalan di jalan yang orang itu lalui_° Menceritakan tentang kehidupan dua remaja yang memiliki kesulitan dan luka masing-masing. Fanindya Zenata. Seorang gadis cantik dengan kep...