40.

2.3K 94 14
                                    

Kali ini Leo sedang duduk berhadapan dengan Eric, Dessy dan  Melly.

Mendengar Leo menyetujui permintaan papanya untuk pergi ke amrik membuat ketiga orang yang ada di hadapan Leo sekarang terkejut.
Awalnya mereka mengira bahwa Leo tidak akan menerima permintaan papanya itu.
Tapi diluar dugaan. Leo mau pergi ke amerika.

mereka menatap Leo tanpa berkedip. Sampai membuat Laki-laki itu kesusahan untuk menelan salivanya sendiri.

"Kenapa kamu setuju untuk pergi ke amrik?". Kata Dessy pada akhirnya.

"Iyah, kenapa hah?". Timpal Eric.

"Kamu tega tinggalin mama". Lanjut Melly. Wajahnya menunjukan ekspresi yang Sangat jelas, bahwa dia tidak siap untuk jauh dari Leo.

Leo menatap takut mata Eric, Dessy dan Melly secara bergantian.
"Ma....".

"Sekolah kamu belum selesai Leo!".
Potong Bunda dessy cepat.

"Bunda bener² ga tau apa yang ada difikiran kamu".

"Leo di amrik kan ngelanjutin sekolah bun, nanti kalau udah lulus Leo baru bantuin papa ngurusin hotel sambil kuliah". Jelas Leo.

"Semudah itu kamu bilang kayak gitu, kamu ga mikirin bunda, mama Melly sama Eric_".

"Lo nggak mikirin Fani juga". Potong Eric cepat.

"Iyah, kamu nggak mikirin orang² yang sayang sama kamu.
kamu tau selama ini bunda sudah sangat kesulitan dengan jarak ini, dan sekarang kamu mau menambah jarak dengan bunda". Dessy menghembuskan nafasnya pelan.
baru kali ini ia menentang keputusan anak semata wayangnya itu.
Biasanya ia selalu memandang keputusan yang diambil Leo dari sudut Leo. Tapi untuk kali ini ia sama sekali tidak bisa memahami niat apa yang sedang di sembunyikan anaknya itu. Yang terpenting saat ini adalah ia tidak mau Leo pergi jauh darinya.

"Mama juga baru beberapa minggu bisa gobrol lama sama kamu. Dan sekarang.. kamu tega mau ninggalin mama". ujar Melly.

Leo memutar bola matanya malas.
"Dengerin alasan Leo dulu bun, ma, ric".

"Alasan apa lagi!!". Sentak Dessy.

"slow dong bun. Gini ya, kalau Leo ke amrik dan sekolah disana dapat di pastikan bhs inggris Leo akan makin bagus, terus Leo juga bisa belajar soal bisnis dari papa, terus lagi Leo bisa punya temen lebih banyak, dan nantinya Leo pasti bakal sukses, kalian nggak mau anak laki² yang ganteng ini suksen dan menjadi orang yang multitalenta gitu". Ujar Leo sambil menjinjit kaos nya. seolah olah ia sedang membanggakan dirinya sendiri yang nantinya akan sukses.

Dessy memukul lengan Leo berkali-kali. Membuat empuhnya kesakitan.
"Yah, bun apa apaan sih, sakit tau". Rengek Leo dengan kedua tangan yang disatukan untuk membuat tameng, dan kaki kanan yang di angkat.

"Kamu yang apa-apaan. kamu kira bunda bodoh hah. Seenaknya aja kamu bilang kayak gitu. semua orang juga tau, dari kecil, masa depan kamu sama eric itu udah terjamin, jadi gaada kata ga sukses untuk kalian berdua. Oh ya, dan untuk bhs inggris kamu itu udah lancar banget Leo. Jadi alasan kamu untuk ningkatin bhs inggris kamu itu ga guna". Dessy masih saja memukul lengan putranya itu. Meskipun Leo sudah meringis kesakitan Tapi Dessy masih enggan menghentikan aksinya.

"Tapi kali ini Leo sudah memutuskan untuk pergi ke Amrik. Jadi larangan Mama dan bunda tidak ada gunanya untuk Leo!!". Tegas Leo, yang membuat Dessy seketika menghentikan aksinya.
Tanpa kata Dessy pergi meninggalkan Leo diikuti Melly di belakangnya.

Sebelum Melly mengikuti Dessy, tadi ia sempat melihat Leo sebentar.

Leo hanya bisa menatap kedua ibunya itu pergi dari hadapannya.
Nampak jelas diwajah kedua ibunya itu, bahwa mereka sangat kecewa.
Leo sangat sadar kalau ucapannya tadi membuat hati kedua ibunya terluka. Tapi kalau ia tidak mengatakan itu ia pasti tidak akan bisa ke amerika, dan nantinya dirinya hanya akan membuat hati Fani terluka.

COLD BOY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang