Fani menghela nafas lega. Gadis itu baru saja menyelesaikan tugas piket nya. Ia melihat jam yang melingkar manis di pergelangan tangan kirinya.
16:30. Segera setelah itu Fani mengembalikan sapu yang ia pegang ke tempatnya lalu mengambil tasnya kemudian melangkah keluar kelas.Sore ini Fani hanya piket sendiri.
Sebenarnya Dena teman piket nya tadi sudah ingin membantu, Tapi di tolak oleh Fani.Suasana Sekolah sudah sangat sepi. Hanya ada beberapa siswa yang sedang ada kegiatan ekskul.
Fani mengedarkan pandangannya. Menyapu semua sudut yang dapat ia jangkau.
Suasana seperti ini mengingatkannya kembali pada Leo.
Tentang pertemuan pertama mereka. suasana sekolah yang sudah sepi, halte, awan mendung, guntur dan hujan. Jika hari ini turun hujan, apakah Leo akan menghampiri Fani seperti waktu itu?.Fani tersenyum getir.
Bagaimana bisa dia melupakan Leo. Kalau hal kecil tentangnya saja mampu membuatnya mengingat kembali kenangan mereka.****
Angga berjalan keluar kantin dengan wajah tertunduk. dia sangat kesal. hari ini sudah 2 kali dia membuat dirinya sendiri malu.
Meskipun yang ke 2 hanya teman²nya saja yang melihat. Tapi tetap saja laki² itu merasa malu.Angga sedikit mendongakkan kepalanya. Saat ia merasa ada seorang perempuan yang melewatinya.
laki² itu menajamkan penglihatannya, mencoba menganalisis siapa perempuan itu."Pasti nggak dapat Angkot tuh" gumamnya pelan.
Lalu ia berlari menyusul perempuan itu.
Saat ia mau melewati gerbang.
Angga langsung menghentikan langkanya dan memukul pipinya pelan. mencoba menyadarkan dirinya sendiri. Sejak kapan ia memiliki sifat perduli dengan orang lain Seperti ini.Angga menggeleng geleng kan kepalanya tidak percaya dengan apa yang barusan ia lakukan.
Dia mengacak rambutnya bingung, kemudian berbalik, berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya.
Namun rasa penasaran membuat langkahnya kembali berhenti. laki² itu berbalik lagi lalu berjalan keluar, melewati gerbang.
Ia kembali menajamkan matanya melihat halte. Ada seorang gadis disana."Fani". Gumamnya pelan.
Tanpa ragu Angga berlari menghampiri Fani."Fan". Panggilnya.
Fani pun menoleh. melihat Angga dari atas sampai bawah. lalu kembali melihat lurus ke jalan.
Angga menghela nafas kasar. dia diabaikan lagi.
Namun Angga tidak menyerah begitu saja. hari ini ia sudah kehilangan rasa malu gara² kejadian tadi.
Laki² itu tersenyum sinis. Kemudian duduk di samping Fani.
"Tumben lo jam segini baru pulang?". Tanya Angga lagi. Namun tetap sama. laki² itu tak mendapat jawaban dari Fani. dari ekspresi Fani saja Angga sudah dapat menyimpulkan bahwa gadis itu tak tertarik berbicara dengan nya.Angga kembali menghela nafas. Susah juga ternyata menjadi orang baik yang perhatian pada orang lain. Resiko terbesarnya DIABAIKAN.
"Fan!.". Suara Angga sudah naik beberapa oktaf, laki² itu sangat kesal dengan Fani. "Gue tanya sama lo. kenapa nggak lo jawab. Lo nggak denger pertanyaan gue" ujar Angga ber runtut.
Fani sudah tidak tahan lagi, mendengar ocehan Angga yang tidak jelas. Gadis itu berdiri dari duduknya lalu melirik Angga sebentar. kemudian melangkah pergi.
Angga yang melihat itu pun terkejut. Fani benar² tidak punya sopan santun sekarang. Pagi tadi dia sudah di buat malu oleh gadis itu, dan sekarang lagi.
Angga merutuki dirinya sendiri, Kenapa bisa hari ini sangat sial untuknya.Tanpa berniat mengikuti atau menahan Fani. Angga berjalan berlawanan arah dengan gadis itu, ia akan kembali ke sekolah untuk mengambil motornya lalu pulang. Sudah cukup sifat baiknya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD BOY ✔
Fanfiction°_Kamu gaakan tau betapa sedih dan bahagianya seseorang sebelum kamu berjalan di jalan yang orang itu lalui_° Menceritakan tentang kehidupan dua remaja yang memiliki kesulitan dan luka masing-masing. Fanindya Zenata. Seorang gadis cantik dengan kep...