35.

2.1K 87 0
                                    

Leo berjalan memasuki rumah dengan langkah pelan. rasa sakit di kepalanya masih terasa.
Pulang sekolah Leo memintah pak Agus supir pribadinya untuk menjemputnya.
Fani sempat memintah Leo agar mengizinkan nya untuk menemani dia di rumah, karena fani tau bunda Dessy sedang di Korea dan pastinya Leo sendiri dirumah. Tapi Leo menolak dengan alasan dia akan pergi ke rumah mama nya. Dan dengan mudah Fani percaya itu.

Tentu saja itu hanya sekedar alasan untuk menghindari Fani. Leo bukan orang bodoh yang akan pergi ke rumah Mama nya dengan keadaan yang seperti sekarang. Wajah yang pucat, tubuh yang seperti tidak ada tenaga. Hal itu pasti akan membuat Mama nya khawatir dan Leo tidak suka itu, pasalnya kalau mama nya sedang khawatir pasti mama nya akan menghujani Leo dengan perhatian yang berlebihan dan itu akan membuat Eric cemburu.

Lagian kejadian tentang Rio yang menyatakan perasaan nya pada Fani masih terlintas jelas di fikiran Leo. Kejadian itu menjadi faktor utama Leo tidak mengizinkan Fani untuk merawatnya. Bukan karena apa-apa tapi Leo hanya merasa tidak nyaman.

Leo berusaha menaiki tangga dengan tenaga yang tersisa, Bi nur dan pak Agus sudah mencoba untuk membantu Leo tapi dengan tegas Leo menolak itu.

Sesampainya di kamar, Leo langsung menjatuhkan tubuh nya di ranjang dan tidur.

🍓🍓🍓🍓🍓

Dilain tempat Fani masih mondar mandir ga jelas sambil menggigit ujung jari telunjuknya. Sudah jelas perbuatan nya tersebut menunjukan bahwa ia lagi cemas.

Aris yang dari tadi melihat Fani mondar mandir pun mulai kesal.
Dengan langkah pasti Aris mendekati Fani.

"Lagi mikirin apa?". Tanya Aris to the poin.

Bukan nya menjawab Fani malah terus melanjutkan aktivitas mondar mandir nya.

Merasa kalau pertanyaan nya di abaikan membuat Aris semakin kesal. Tidak biasa biasa nya Fani akan bersikap seperti ini.
Biasanya Fani akan menjawab pertanyaan Aris dengan cepat, tapi kali ini tidak?.
Aris sedikit bingung dengan perubahan sifat adik nya yang terlalu mendadak ini.

"Lo kenapa sih fan!?". Aris kembali bergumam dengan nada yang sedikit naik, tapi tetap saja tidak membuat Fani menghentikan aktivitas nya.

Aris menjadi semakin kesal, tangan nya yang dari tadi coba ia tahan agar tidak menyentuh Fani. Akhirnya sekarang terulur untuk menarik bahu Fani.

Fani tersentak kaget dengan perbuatan Aris yang tiba-tiba menarik nya. Matanya menatap kedua manik mata Aris.
Ada yang sedikit berbeda dari sorot mata Fani dan Aris menyadari itu.
Meskipun gerakan badan Fani terlihat kaget tapi sorot matanya berkata hal lain.

"Kenapa?". Tanya Aris Lembut.

Mendengar itu membuat rasa cemas Fani semakin menjadi-jadi.
Fani menggigit bibir bawah nya, berusaha untuk menahan air mata yang sedang memberontak untuk jatuh.

"Kenapa sih fan, coba cerita sama abang". Aris kembali berkata. Kali ini tangan nya memegang bahu Fani lembut, mencoba menyalurkan sedikit ketenangan pada Fani.

Namun Fani tetap diam. Air mata yang coba ia tahan dari tadi akhir nya lolos dari pertahanan nya.
Fani memeluk Aris erat, seluruh tangisan nya ia tumpahkan di bahu Abanh nya ini.

Meskipun merasa kaos nya sedikit basah, tapi aris membiarkan nya. Ia tau kali ini suasana hati adik nya sedikit tidak baik, jadi ia lebih memilih menunggu Fani berhenti menangis dari pada menghujani nya dengan pertanyaan yang belum pasti Fani akan menjawab nya.

COLD BOY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang