50.

1.7K 86 7
                                    

Angga mengambil jaketnya, kemudian berjalan cepat menuruni tangga.
Setelah berbicara dengan Leo tadi ia harus buru-buru ke mall untuk mencari kado permintaan sahabatnya itu.

"Arinnn!". Angga berteriak keras memanggil Arin, sekertaris mamanya.

"Ada apa tuan mudah". Jawab Arin cepat, sambil berjalan mendekati Angga.

"Lo, anterin gue ke toko perhiasan langganan mama".
Setelah berkata itu, Angga sedikit berlari menuju mobilnya.
Tentu saja Arin mengikutinya dengan raut wajah yang masih bingung.

Angga berhenti saat ia sudah sampai di garasi. Laki² itu melempar kunci mobil sportnya kepada Arin, kemudian ia duduk di kursi sebelah pengemudi.

Arin yang mengerti maksud tuan mudahnya itu pun segera masuk ke dalam mobil dan menjalankannya.

"Tumben tuan mudah mau ke toko perhiasan". Arin berucap sangat hati hati, takut nanti tuan mudahnya  tersinggung.
Karena biasanya Angga tidak pernah mau jika di suruh mamanya untuk mengambil perhiasan.

"Sebenarnya gue juga nggak mau ke sana, tapi mau gimana lagi gue harus ke sana".

Arin hanya mengangguk sebagai respon. Ia tidak mau bertanya lebih banyak lagi.

"Oh ya".

"Apa tuan mudah".

"Lo kan perempuan".

"Iyah, memang kenapa tuan mudah".

"Lo pasti tahu dong perhiasan yang bagus, nanti tolong pilihin 1 kalung dengan liontin bintang".

"Non Abel udah pulang ya?". Tanya Arin spontan, jujur saja dia masih bingung. Tuan mudahnya itu tidak menjelaskan apa² sejak awal, dan sekarang ia di suruh untuk memilih kalung.

"Bukan untuk Abel".

"Terus untuk siapa!, jangan bilang tuan mudah selingkuh, Tidak tuan mudah, kasihan non abel!".

Angga dibuat terkejut dengan suara Arin yang naik beberapa oktaf. Ia menatap sekertaris mamanya itu tidak percaya.
Apakah wajahnya seperti playboy di mata Arin?.
Yang benar saja, Angga bukan laki² seperti itu.

"Kebanyakan nonton drama ya lo, gue mau nyari kado buat pacar Arul. Eh ralat mantan Arul".

"Arul". Arin mengulang nama yang di sebut Angga tadi. Raut wajah perempuan itu kembali bingung.

"Leo maksud gue". Jelas Angga cepat.

"Oh.. Den Leo. Kenapa mantan den Leo harus di beliin kado".

"Karena besok dia ulang tahun".

"tahu tuan mudah, maksud Arin kan udah jadi mantan kenapa harus di beliin kado".

"Namanya juga masih sayang".

"Apa! Tuan mudah sayang sama mantan den Leo!".

Angga menggelengkan kepalanya tidak percaya. Bagaimana bisa mamanya mempekerjakan sekertaris yang kadang otaknya lemot, dan bicaranya ceplas ceplos seperti ini.

"Leo nya yang masih sayang, bukan gue ogeb". Kesal Angga.

"oh, kirain". jawab arin cengengesan.

"Tuan mudah udah sampai".
Arin menghentikan mobilnya di tempat parkir kemudian melepaskan sabuk pengamannya lalu keluar. Begitupun dengan Angga.

"Dimana tokonya?". Tanya Angga.

"Lewat sini tuan mudah".

Setelah beberapa menit mengikuti langkah Arin.
Sekarang mereka sudah sampai di toko perhiasan langganan mama Angga.

COLD BOY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang