1 tahun kemudian..
Aldo menghela nafas kasar. Melihat 4 perempuan yang akhir² ini tak kenal menyerah untuk mendapatkan Leo membuatnya kesal saja.
Bel pulang sudah berbunyi 30 mnt yang lalu. Namun 4 perempuan itu masih setia menunggu Leo di kantin."Arul, lo nggak ada niat ngusir mereka gitu". Bisik Aldo kesal.
Leo hanya menggeleng.
"Kalian anterin mereka pulang gih, biar nggak ngikutin gue terus". Pintah Leo.Mendengar itu Aldo dan ke tiga temannya tak bisa tak memberikan tatapan tajam mereka pada Leo.
"Lo kok resek sih rul, Mereka kan ngejar lo bukan kita² kenapa harus kita yang nganterin pulang". Protes Aldo tidak terima.
"Iyah rul. Lo kan tahu gue baru aja baikan sama clara masak setelah ini berantem lagi". Timpal Vano.
"Habis ini kan lo nggak ada acara apa-apa rul. Lo anterin pulang sendiri aja. Gantian gitu". Usul Andre.
Spontan Angga, Aldo dan Vano melihat Andre dengan tatapan tidak percaya.
Kenapa Andre bisa berbicara seperti itu pada Leo?.
Kemudian mereka kembali melihat Leo. Takutnya Leo akan marah dan menerkam Andre.
jadi mereka bisa segera memisahkan Leo dan Andre, jika hal itu benar² terjadi.Sedangkan Leo hanya diam, sambil menatap Andre.
"Gue mau nyiapin baju buat acara kelulusan besok". Ujarnya, Lalu beranjak pergi dari kantin.Angga, Aldo dan Vano menghela nafas lega. Setidaknya Leo tidak marah pada Andre. Namun respon itu juga menunjukan kata lain bagi mereka.
Berarti mereka harus mengantar pulang 4 perempuan itu."Sesama teman harus saling menolong". Pasrah Angga.
Aldo. Andre dan Vano hanya mengangguk.
Kemudian mereka berdiri untuk menghadang ke 4 perempuan yang ingin mengejar Leo lagi."Kak! minggir dong jangan halangi kita". Protes salah satu perempuan itu.
"Enggak. Ini tuh udah waktunya buat kalian pulang. Emang nggak capek apa seharian ngejar Leo terus, ayo kita anter pulang satu-satu". Tegas Aldo.
Setelah mengucapkan itu Aldo menarik paksa salah satu perempuan itu, dan membawanya ke parkiran.
Begitupun dengan Andre, Angga dan Vano.****
Di sisi lain, bukannya pulang, Leo malah berjalan menuju rofftop. Tempat yang paling banyak terdapat kenangan dengan Fani.
Sesampainya di sana Leo duduk di sofa yang ia beli 1 tahun yang lalu. Tepat setelah kepergian Fani ke Australia.
Ia membeli sofa itu dengan alasan agar ia bisa duduk nyaman di rofftop sambil mengingat kenangan indah yang pernah terjadi bersama Fani.Laki² itu menatap langit yang berwarna biru cerah. Lalu tersenyum.
"Fani apa kabar?". Ucapnya.
"Kamu di sana baik-baik aja kan?".
"Besok adalah hari kelulusan. Setelah itu aku akan meninggalkan sekolah ini dan kenangan kita".
Leo mengambil nafas panjang lalu menghembuskan nya pelan.
Mengatakan kata 'kenangan kita', membuatnya semakin berat untuk meninggalkan sekolah ini saja.
Ia mengusap matanya yang hampir saja meneteskan air mata."Kamu pasti ingin tau kabar teman² kamu kan. Aku kasih tau. Rena baik² aja Sekarang dia udah punya pacar. Kamu ingin tau siapa pacarnya. Dia pacaran sama Aldo. Lucu bukan hehehe.
Soal Ara. Ara juga baik² aja. Hubungan dia sama Rayhan masih langgeng sampai sekarang.
Kalau kak Eric masih di amrik, tapi dia juga baik² aja, meskipun dia sering ngeluh ke aku soal kerjaan yang di kasih Papa.
Vano juga baik² aja. Andre sama Angga juga.
Dan aku. Aku masih sama seperti dulu Fan. Aku baik² aja. jadi aku harap kamu juga baik² aja di sana.
Oh ya satu lagi. Rio juga baik² aja, kemarin dia berangkat ke amrik buat bantuin kak Eric".
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD BOY ✔
Fanfiction°_Kamu gaakan tau betapa sedih dan bahagianya seseorang sebelum kamu berjalan di jalan yang orang itu lalui_° Menceritakan tentang kehidupan dua remaja yang memiliki kesulitan dan luka masing-masing. Fanindya Zenata. Seorang gadis cantik dengan kep...