51.

1.7K 98 4
                                    

Setelah berbicara, Aris dan Fahri Segera kembali ke ruang keluarga.

"Papa, sama kak Aris ngomongin apa aja sih, lama banget, lilin nya udah hampir habis nih". Kelu Fara sambil memanyunkan bibirnya.

Aris hanya bisa tersenyum melihat itu, sudah lama ia tidak melihat ekspresi Fara yang seperti ini.
Ia jadi makin merasa bersalah.
Aris berjalan mendekati Fara kemudian mengelus puncak rambut gadis itu pelan.

"Baru ketemu sama kakak udah berani gitu ya". Ucap aris menggoda, tangan nya yang semula berada di puncak rambut Fara sekarang turun ke pipi gadis itu. Aris mencubit kedua pipi gadis itu pelan, kemudian melihat Fani dan duduk di sampingnya.

Aris faham, Fani sekarang pasti sangat bingung. tadi ia bersikap seperti tidak terima dengan keputusan orang tuanya, dan sekarang ia malah bersikap manis kepada Fara.

"Kenapa fan, lo cemburu". Bisik aris tepat di kuping kiri Fani.

Dengan spontan Fani sedikit menjauhkan tubuhnya dari aris. Kemudian menatap Aris tajam. Hembusan nafas kakaknya itu terasa sangat jelas di kulitnya. membuatnya risih saja.

"Apa?". Aris menggerakkan bibirnya tanpa suara sembari memainkan alisnya.

Fani menggeleng sebagai jawaban.

"Kalian kenapa?". Tanya Tina yang sedari tadi hanya melihat tingkah laku kedua anaknya itu.

Dengan cepat Aris dan Fani menoleh ke arah mamanya secara bersamaan.

"Kalian ngomongin apa?". Tanya tina lagi.

"itu loh ma, cepat fan, far tiup lilinnya". Ucap aris cengengesan.

"Oh iyah, ayo cepat sayang di tiup lilinnya". Sahut Fahri

Fani dan Fara mengangguk, kemudian meniup lilin secara bersamaan.
Setelah itu, Tina menghampiri keduanya dan memeluknya hangat.

"Selamat ulang tahun sayang".

"Selamat ulang tahun fan, far".

"Selamat ulang tahun putri² papa".

Setelah acara memotong kue, memakan kue, dan memberi kado selesai. Fani kembali ke kamarnya.
Kado dari kedua orang tuanya kali ini tidak seperti tahun² sebelumnya.
Kali ini Fani mendapat gelang dengan liontin bunga matahari yang tidak utuh, karena separuh liontin bunga matahari itu ada di Fara.

Fani menatap gelang dengan liontin yang sudah melingkar sempurna di tangan kirinya. Awalnya Fani berniat untuk menyimpannya saja. Tapi ia kalah cepat oleh Fara. Saudarinya itu sudah lebih dulu memasangkannya di pergelangan tangan Fani.

"Fan"..

Mendengar namanya di panggil, Fani langsung menoleh, dan mendapati kakaknya yang sudah berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Kenapa bang?".jawab Fani, kemudian ia berdiri dan menghampiri kakaknya itu.

"Kamu nggak keberatan kan mama, papa, dan Fara tinggal bareng kita?". Tanya Aris hati². Sebenarnya aris tidak mau menanyakan ini. ia sangat tau keadaan Fani. Ingatan buruk tentang Fara selalu menghampiri adiknya yang satu ini, bagaimana bisa Mereka tinggal bersama. Tapi dia sudah tau semua kebenarannya, ucapan papanya ada benarnya juga, sudah cukup lama mereka berpisah, dan sekarang mereka sudah cukup dewasa. Biarkan mereka belajar memahami satu sama lain dan menyelesaikan kesalahpahaman diantara mereka sendiri.

"Enggak kok bang". Jawab Fani.

"Serius".

Fani mengangguk.

"Kalau kamu keberatan tentang kehadiran Fara...".

"Fani nggak keberatan sama sekali bang, serius, dan abang nggak perlu khawatir, Fani baik² aja kok, yaudah sekarang abang kembali ke kamar ya, Fani mau tidur, capek". potong fani cepat, kemudian ia mendorong sedikit tubuh aris menjauh dari pintu kamarnya, dan menutupnya.

COLD BOY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang