Leo tengah menunggu dokter selesai memeriksa perempuan yang ia bawah tadi. Ia tak henti²nya mondar mandir di depan pintu. Bukan karna khawatir. Tapi ia hanya bingung.
Tugas OSIS sedang menantinya tapi ia malah terdampar dirumah sakit."Kenapa tadi gue tolongin dia sih anjir". Gerutu Leo pada dirinya sendiri.
Sifatnya yang tidak bisa melihat ketidak adilan kali ini sangat merugikannya. 1 jam waktu berhargannya terbuang sia².Suara pintu terbuka membuat Leo menghentikan aktifitasnya dan menoleh ke sumber suara. Nampak seorang dokter dan suster keluar dari sana. Dengan cepat Leo menghampiri dokter itu dan bertanya.
"Bagaimana keadaannya dok?"."Untuk kali ini ga ada yang serius. Tapi sebaiknya pasien tetap disini, agar kami dapat memantau keadaannya". Jelas dokter itu yang dibalas anggukan oleh Leo, kemudian pergi.
Leo membuka pintu ruangan itu secara perlahan. Nampak diatas ranjang ada seorang gadis yang terbaring lemah.
Leo melangkah mendekati gadis itu. ia menatap lekat wajah gadis itu.
Matanya membola utuh saat ia sadar. Bahwa gadis yang terbaring lemah dihadapannya sekarang adalah gadis yang sama. Yang ia tolong dulu."Ternyata mereka masih suka gangguin lo". ujarnya Pelan.
Tepat setelah ia berucap seperti itu. Suara deringan telfon membuat Leo kaget dan langsung menjauh dari gadis itu. Takutnya suara dari ponselnya akan menganggu. Leo merogo saku celananya. Tertera nama Angga disana.
Ia menggeser tanda hijau kemudian mendekatkan ponselnya ke telinga."Apa?". Tanya Leo berbisik
"Lo dimana anjir?".
"Gue ada dirumah lo ni sama Vano"."Ngapain kalian ke rumah gue?".
"Mau ngerampok".
"Yaudah rampok aja".
"Gue tutup telfonnya"."Eh tunggu, bercanda rul. sebenarnya lo ada dimana sih, kenapa ngomongloh berbisik gitu".
"Di rumah sakit".
"Hah, ngapain?".
"Sarelock posisis lo sekarang".Belum sempat menjawab, sambungan telfon sudah diputus Angga lebih dulu.
***
"Jadi Arul dimana sekarang?". Tanya Vano.
"Di rumah sakit".
"Hah, serius?".
"iyah, ini dia udah sarelock". Angga membuka pintu mobilnya dan duduk di kursi pengemudi. Diikuti vano yang juga masuk ke mobil.
Angga melajukan mobilnya dengan kecepatan yang diatas rata². Meskipun 70% kemungkinan ia akan kena tilang tapi ia tidak perduli. Yang terpenting baginya sekarang adalah cepat menemuhi Leo dan melihat apa yang sebenarnya terjadi pada sahabatnya itu.
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan. Akhirnya Angga dan Vano sampai di rumah sakit yang Leo maksut. Mereka langsung keluar dari mobil dan sedikit berlari menuju ruangan yang sudah diberitahu Leo tadi.
Angga membuka pintu ruangan itu. Tapi tidak mendapati sosok Leo disana. hanya ada seorang gadis yang terbaring diranjang ruangan itu.
"Bener kan ini ruangannya". Ucap Vano bingung.
"Iyah, bener". Jawab Angga sedikit ragu.
"Terus Arulnya mana?". Vano bertanya.
"Gue gatau. Apa mungkin...". Angga menoleh ke Vano dan Vano juga menoleh padanya secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD BOY ✔
Fanfiction°_Kamu gaakan tau betapa sedih dan bahagianya seseorang sebelum kamu berjalan di jalan yang orang itu lalui_° Menceritakan tentang kehidupan dua remaja yang memiliki kesulitan dan luka masing-masing. Fanindya Zenata. Seorang gadis cantik dengan kep...