Gracia terlihat antusias menghadapi wartawan yang tengah melemparkan berbagai pertanyaan padanya di malam penganugerahan bagi seni film yang sangat bergengsi ini. Dengan gaun berbentuk semi kimono dan berbahan kain tenun Sumba, Gracia benar-benar terlihat cantik. Lipstick merah menyalanya memberi kesan hidup dan ceria pada Gracia, riasan wajah yang pas menambah kecantikan dirinya. Tapi sedari tadi ada yang membuatnya sedikit gelisah, Shani masih saja tak menampakan batang hidungnya. Padahal hari ini Shani seharusnya datang dan mengenakan jas dengan corak senada dengan Gracia.
Beberapa kali Gracia mencoba menghubungi Shani, tapi Shani berkali-kali juga menolak panggilan Gracia. Membuat Gracia benar-benar kesal dengan kelakuan kekasihnya itu. Tapi Gracia adalah seorang bintang, setiap gerak-geriknya diamati lensa-lensa kamera. Sehingga mau tidak mau Gracia harus tetap tampil tersenyum di tengah kekesalannya.
"Babe, sorry" Shani dengan nafas terengah langsung menghampiri Gracia yang sudah duduk di kursinya.
"Darimana sih?" Gracia langsung sewot.
"Maaf tadi ketiduran"
"What? Ketiduran? Ada agenda sebesar ini dan kamu ketiduran?"
"Ya gimana, salahin aja mata aku kenapa malaj merem"
"Kamu tuh ya bener-bener ga pernah hargain aku tau ini tuh hari besar buat...." Gracia langsung nyerocos panjang lebar tapi berhenti ketika Shani mengecup pipi kekasihnya itu dengan cepat.
"Nah kan kamu tuh ya! Urusan kita belum beres ya, Shani!"
"Iya nanti aja kita beresin di Apartemen ya Sayang, ga mungkin kan kita selesain kebutuhan biologis kamu disini"
"Shan! Gila ya kamu emang" Gracia langsung mencubit perut Shani yang langsung meringis.
"Haha ampun ampun, udah ga usah marah-marah lagi" Shani menarik tangan Gracia dan langsung menggenggamnya.
"Heh Ka Shani! Untung ya si Gre jago acting, dia bete dari tadi nungguin lo!" Tasya yang merupakan manager Gracia ikut sewot.
"Iya lah dia jago acting orang dia aktris, kalo dia jago masak dia jadi chef, kalo dia jago ngelukis dia jadi seniman"
"Kalo dia jago di ranjang berarti fix dia emang Gracia pacarnya lu Shan" timpal Mario yang akhirnya bisa lega karena Shani sudah tiba.
"Nah itu betul haha"
"Sableng lo ya emang!" Tasya langsung menggelengkan kepalanya sementara Shani sudah berhasil membuat Gracia tertawa.
"Jangan bete lagi ya, maafin aku telat tadi" Bisik Shani seraya menggenggam tangan Gracia, mencium pipinya dengan lembut. Jika sudah begitu Gracia langsung luluh.
"Lain kali jangan gitu lagi"
"Iya ga akan ko" Shani mengangguk cepat, yang penting iya saja dulu. Perkara bisa ia ikuti atau tidak itu urusan belakangan, yang penting ia dan Gracia tidak ribut lagi malam ini.
Nominasi demi nominasi dibacakan, hingga ketika nama Gracia disebutkan sebagai nominator pemeran utama terpilih Shani langsung menggenggam tangan kekasihnya. Ia sudah yakin Gracia akan menang.
"One, two, three, four..."
"Shania Gracia Harlan" sang pembaca nominasi langsung menyebutkan nama aktris terpilih. Semua penonton langsung bertepuk tangan merayakan kemenangan Gracia sang bintang.
"Yes! You did it Baby" Shani langsung memeluk Gracia dengan erat dan mendaratkan ciuman di kedua pipinya.
"Thank you By" Gracia membalas ciuman Shani sebelum ia maju ke atas panggung untuk membawa piala untuknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet, Speed and Star
FanfictionTulisan ini menceritakan tentang bertemunya seseorang yang sangat mengutamakan kecepatan, posisi, dan pencapaian dengan sesorang bintang yang selalu mengharapkan popularitas, ketenaran dan pengakuan. Pertemuan yang akhirnya menjadi sebuah titik jen...