Dua Puluh Sembilan - Struggle

930 112 80
                                    

Disini dengerin lagu Katy Perry - Thinking Of You coba

Beberapa bulan berlalu, usia kandungan Gracia sudah semakin betambah. Perutnya sudah semakin terlihat membesar, ia juga sudah mengurangi aktifitasnya di luar. Gracia bahkan menolak berbagai  tawaran pekerjaannya, hanya beberapa endorse untuk produk kehamilan yang masih ia terima.

"Tumben udah pulang Shan?" Gracia yang sedang membaca buku langsung menoleh pada Shani yang baru saja tiba di Rumah.

"Ga macet" jawab Shani singkat, masih sama seperti hari-hari sebelumnya.

"Udah makan belum?"

"Udah" Shani mengangguk, ia memang lebih sering memilih makan di luar.

"Besok jadwal aku check up, temenin ya"

"Iya Gre" Shani mengangguk dan senyuman langsung mengembang di wajah Gracia, sedingin apapun sikap lelaki itu tapi ia masih selalu bisa bertanggung jawab setidaknya untuk mengantarnya ke Rumah Sakit.

"Shan tau ga tadi perut aku bergerak, kaget haha" Gracia mencoba mencari obrolan dan menahan Shani agar tak langsung masuk ke kamar begitu saja.

"Oh ya?" Dari sekian banyak hari yang sudah mereka lewati, ini kali pertama lagi Gracia melihat Shani antusias. Melihat lelaki itu berjalan ke arahnya lalu duduk di sampingnya.

Gracia benar-benar tak bisa menyembunyikan wajah bahagianya, ia langsung membalik tubuhnya dan menunjukan perutnya pada Shani.

"Iya tadi siang gerak gitu perutnya, coba deh kamu pegang siap tau gerak lagi" Shani terdiam beberapa saat tanpa mengikuti instruksi Gracia, ia bahkan memang tak pernah menyentuh Gracia sama sekali sejak mereka menikah. Shani hanya menyentuh Gracia jika terpaksa karena harus memijat Gracia saat muntah misalnya.

"Coba pegang" Gracia masih menatap Shani dengan penuh harap dan penolakan jelas akan menghancurkannya.

Tapi beruntung kali itu Shani tak menolaknya, tangan Shani akhirnya bergerak menyentuh perut Gracia. Ada perasaan aneh ketika ia menyentuh perut seorang perempuan hamil, ini pertama kalinya bagi Shani. Seolah bahagia karena akhirnya sang Ayah menyentuhnya, ia langsung memberikan respon dari dalam berupa tendangan yang cukup keras hingga Gracia meringis.

"Aduuh"

"Eh sakit ya?" Shani sendiri langsung terkejut ketika tiba-tiba ia merasakan sebuah tendangan di perut Gracia.

"Kaget haha keras banget tumben dia nendangnya, seneng kayanya ketemu Ayahnya" Gracia tersenyum, ia benar-benar tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

"Gerak lagi Gre" Shani juga mulai antusias ketika merasakan kembali gerakan di perut Gracia.

"Iya, elusin terus Shan" tangan Gracia bergerak menggenggam tangan Shani, mengelus perut itu berdua. Awalnya Shani sempat terdiam dan menatap tangan itu, tapi akhirnya Shani membiarkan Gracia menggenggam tangannya, ia tak menghindar seperti biasanya.

"Kamu ajak ngobrol coba Shan"

"Hah? Emang bisa? Gimana caranya?"

"Ya kamu coba aja deketin kepala kamu ke perutnya, ajak ngobrol" Shani kembali terdiam sejenak, entah yang dikatan Gracia itu benar atau tidak jika Bayi bisa diajak mengobrol.

Tapi pada akhirnya Shani menunduk dan mendekatkan kepalanya ke perut Gracia, sambil terus mengelus perut itu Shani mulai mengatakan sesuatu ke perut Gracia. Sapaan pertama Shani kepada anaknya sendiri. Gracia benar-benar tak bisa membendung kebahagiaannya, air mata haru meleleh ke pipinya. Setelah sekian lama akhirnya ia bisa mendapatkan sesuatu yang selayaknya didapatkan ibu hamil dari suaminya. Air mata itu semakin luruh ketika Shani mendaratkan ciuman lembut di perutnya, benar-benar di luar prediksi Gracia. Meskipun setelahnya Shani langsung bangkit dan meninggalkan Gracia, ia kembali ke kamar. Bahkan hanya seperti ini saja sudah mampu membuat Gracia benar-benar bahagia. Meskipun Gracia tau jika Shani hanya berkomunikasi dan memperhatikan anaknya, bukan Gracia. Setidaknya Shani mau menyentuhnya sekarang.

Sweet, Speed and StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang