Tiga Puluh Delapan - Fix You

1.2K 121 110
                                    

Ada jutaan manusia yang mungkin akan kembali luluh meskipun ia sudah disakiti bahkan membuatnya berada di titik terendah. Seperti Aya misalnya, mungkin orang akan menganggap bahwa Aya adalah budak cinta sejati. Ia masih bisa memaafkan dan menerima Shani datang ke rumahnya setelah apa yang Shani lakukan padanya.

Atau bisa jadi kebucinan itu berlaku seperti Mario yang menunggu Gracia bertahun-tahun dan akhirnya kini bisa mendapatkan Gracia secara utuh. Mungkin itu lah buah dari kesabaran Mario yang selama bertahun-tahun pasrah menjadi bantalan Gracia. Ia pasrah dijadikan ban serep oleh Gracia yang hanya dilirik saat Gracia butuh. Jika ditanya Mario menyesal atau tidak, sudah pasti dia akan menjawa tidak. Karena saat ini dia bahagia bisa hidup berdua dengan Gracia dalam satu rumah.

"Greee, itu sepatu kenapa dipake ke dalem sih Gre ah elah"

"Ya ampun Sayang aku ga tau kamu lagi ngepel lantai, lagian ngapain sih kamu ngepel? Sama si Bibi aja sih"

"Gabut aku yaudah ngepel aja"

"Hadeeeeh dasar, kenapa ga tidur aja sih? Istirahat" dipikir-pikir enak sekali jadi suami Gracia, ia tak menuntut suaminya menghasilkan banyak uang, toh Gracia sendiri sudah memiliki penghasilan yang lebih dari cukup. Sementara urusan biaya pendidikan Chika secara formal maupun informal sudah ditanggung sepenuhnya oleh Shani. Begitupun biaya kesehatan Chika, Shani sudah mengasuransikannya.

"Tadi tidur ko, kebangun terus gabut kan Chika juga kan lagi sekolah"

"Terus kamu ngapain dong seharian tadi gabutnya?"

"Aku udah masakin babi kecap tuh di meja makan udah ada, aku siapin juice buat kamu, beresin kamar, ngepel, rajin kan?"

"Gemes banget sih, makin jago ya masaknya diliat-liat makin kesini"

"Jelas lah, tiap hari baca cookpad"

"Hahahaha ada ada aja dah kamu kenapa sih, sini udah yuk ngepelnya" Gracia yang sudah duduk di sofa menepuk space kosong di sebelahnya.

"Kenapa Gre?"

"Sini sih, kangen aku. Kamu ga kangen apa sama aku? Apa selama aku shooting kemarin nginep kamu  bawa cewe lain juga nginep?"

"Greeeee mana ada, ngaco dah kamu hahaha kamu kalo kangen rese ya ternyata Gre" Mario akhirnya duduk di samping Gracia dan Gracia langsung memeluk Mario dengan posesif.

"Kangen tau ga sih aku tuh" Gracia kini menyandarkan kepalanya di dada Mario.

"Samaaaaaa, kangen banget aku" Mario langsung menarik dagu Gracia dan mengucup bibir itu. Mario sudah tau betul untuk menuntaskan rindu itu hanya butuh kecupan. Jika mereka terus membahas perkara hal itu maka ujungnya mereka akan bertengkar. Tak sia-sia memang selama ini Mario memperhatikan Shani dan Gracia saat masih berpacaran dulu. Ia sudah tau pola yang benar dan salah dalam menghadapi Gracia.

"Mar..." Gracia sedikit mendesah dan menggigit bibirnya ketika tangan Mario mulai menelusup ke perut rata Graci dan semakin lama semakin naik ke dada Gracia.

"Hemm? Kenapa?"

"Ke kamar yuk, gendong aku please"

"Mau ngapain ke kamar?" Goda Mario.

"Beeeen please"

"Hahaha yaudah ayo sini" Mario langsung menggendong Gracia menuju kamar, ia langsung menidurkan Gracia di atas kasurnya dan dengan cepat Gracia langsung menarik Mario hingga lelaki itu terjatuh di atas tubuhnya.

"I love you"

"I love you too Gre" Mario memang pantas mendapat predikat the lucky man in the world, bagaimana tidak ia kini bisa "meniduri" perempuan yang selama ini ia kagumi.

Sweet, Speed and StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang