Waktu demi waktu berlalu, wabah mematikan yang belakangan santer menjadi ancaman di seluruh dunia akhirnya telah berakhir. Orang-orang mulai kembali beraktifitas, keluar dari rumah-rumah yang selama ini menjadi benteng persembunyian mereka. Orang tua mulai kembali mengantar anak-anaknya ke sekolah, orang-orang dewasa mulai berjibaku di jalanan untuk menuju kantornya, gerbong-gerbong KRL mulai padat seperti dulu, Trans Jakarta sudah beroperasi seperti sediakala.
Wabah ini benar-benar menjadi badai untuk semua orang, ada orang-orang yang tak terpapar sama sekali sehingga masih bisa hidup hingga detik ini, ada yang harus pergi dan membuat orang-orang di sekitarnya merasa kehilangan, ada yang hampir pergi namun ternyata masih kuat bertahan seperti Viny yang berhasil sembuh melawan virus mematikan yang hampir saja merenggut nyawanya. Tapi ternyata Tuhan masih mengijinkannya untuk hidup hingga detik ini.
Setelah melewati virus itu dan bisa kembali ke rumah, merupakan sebuah anugerah terbesar bagi Viny. Hal itu yang membuat Viny selalu bersyukur di setiap kali ia membuka matanya di atas kasur dan ada Boby di hadapannya. Ia pasti langsung tersenyum dan mencium ujung bibir suaminya itu, menjadi rutinitas yang terus berulang setiap harinya.
"Hai selamat pagi Sayang" Boby berusaha membuka matanya pelan-pelan ketika merasakan ciuman Viny di sudut bibirnya.
"Selamat pagi, shalat yuk"
"Jam berapa ini?"
"Jam lima, yuk"
"He'em" Boby mengangguk dan langsung mengikuti Viny menuju kamar mandi, perempuan itu langsung menggosok giginya dan ketika Boby masuk ia langsung menarik tangan suaminya itu lalu memberikan sikat gigi pada Boby yang matanya masih terpejam.
"Sikat gigi dulu"
"Nanti aja sih"
"Booooob, mau morning kiss ga?" mendengar itu mata Boby yang sedari tadi sepet langsung terbuka dengan cerah.
"Rayuan yang bagus Ratu Viny" Boby akhirnya langsung menggosok giginya di samping Viny, dasar pengantin baru, bahkan menggosok gigi saja tangan Boby harus melingkar ke pinggang Viny.
"Obat kumurnya dipake dulu Bob"
"Iya iya" Boby sesungguhnya malas jika sikat gigi didampingi Viny, karena perempuan itu akan sangat teliti. Selesai Boby berkumur dengan obat kumurnya, Viny langsung menarik pipi Boby dan membuka mulut suaminya itu lebar-lebar. Memeriksa giginya dan memastikan Boby menggosoknya dengan bersih.
"Sumpah ya nikah sama kamu tuh seru, cuman ribet gosok giginya aja Vin"
"Ya kan biar bersih"
"Dulu Shani kamu giniin juga ya?"
"Ya engga lah, aku ga pernah gosok gigi bareng dia wleek"
"Masaaaa? Kalo ciuman ga gosok gigi dulu emang kalian? Ga mungkin sih, Shani sama kamu sama-sama ribet urusan begitu"
"Idih kenapa jadi dibahas dan ko kamu tau banget Shani kaya gitu? Dulu pernah ada hubungan terlarang sama Shani apa gimana?"
"Heh sembarangan! Hhaha kamu aja ke aku gini ribet banget periksa ini itu ini itu"
"Hahaha masa sih? kesel ya?"
"Ya lumayan lah"
"Kalo gini masih kesel ga nikah sama aku?" Viny langsung mengecup bibir Boby tanpa permisi, bukan hanya mengecupnya tapi ia benar-benar mencium bibir suaminya itu dengan begitu dalam dan cukup menggairahkan di waktu sepagi ini.
"Kamu mau aku hamilin ga?" bisik Boby yang langsung melepaskan ciumannya ketika ia merasa hampir kehabisan nafas.
"Emmmmh gimana yaa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet, Speed and Star
FanfictionTulisan ini menceritakan tentang bertemunya seseorang yang sangat mengutamakan kecepatan, posisi, dan pencapaian dengan sesorang bintang yang selalu mengharapkan popularitas, ketenaran dan pengakuan. Pertemuan yang akhirnya menjadi sebuah titik jen...