Coba dengerin deh lagunya, dengerin dulu. Biar tau sudut pandang Shani kek mana yak, thank yaw.
Lima tahun berlalu, kedua anak perempuan Shani terus tumbuh menjadi anak-anak yang cantik. Dua anak perempuan yang tumbuh di dua lingkungan berbeda, Chika tumbuh di bawah didikan Shani dan Gracia, sebuah keluarga yang terlihat utuh, ya mungkin seperti itu lah yang terlihat oleh orang lain. Chika selalu dianggap anak emas yang lahir dari orang tua luar biasa seperti Gracia dan Shani, keluarga yang mumpuni secara finansial dan juga status sosilanya. Wajar jika Chika kini yang baru masuk Taman Kanak-Kanak saja sudah disekolahkan di Sekolah Cikal. Jangan ditanya lagi berapa biaya sekolah disana, bahkan hanya untuk jenjang Taman Kanak-kanak saja setara dengan UMK DKI Jakarta.
"Hai Ayah" Chika yang baru keluar dari kelas langsung berlari pada Shani yang sudah menjemputnya.
"Hai Sayang, how is your school today?" Shani berjongkok dan langsung memeluk anaknya itu.
"School is good, but liat Ayah aku tadi main-main cat kena baju aku" Chika menunjukan bajunya yang terkena cat.
"Hahaha yaudah gapapa ko, seru tadi main catnya?"
"Seru, tapi nanti Bunda marah ga sama aku bajunya kena cat?"
"Engga, Bunda ga akan marah, come on kita pulang sekarang ya" Shani langsung menggendong Chika dan membawa ke mobilnya. Shani memang benar-benar memerankan tugasnya sebagai Ayah dengan baik, bahkan Shani lah yang selalu menjemput Chika setiap harinya. Kecuali memang Shani harus meeting bersama klien dan tak bisa ditinggal maka drivernya akan ditugaskan menjemput Chika.
"Ayah Ayah, tadi aku dikasih coklat sama Ka Fadrun di sekolah"
"Oh ya? Memangnya kamu satu kelas ya sama Ka Fadrun?"
"Engga, tapi kan kalau lagi main aku ketemu sama Ka Fadrun di playground"
"Oh gitu, coklatnya mana? Ayah minta dong"
"Engga ada dong Ayah, habis"
"Yaaaah sedih Ayah jadinya"
"Nanti kita beli ya Ayah coklatnya dua, eh tiga buat Bunda satu"
"Ok siap Sayang" Shani mengelus rambut anaknya yang semakin hari semakin bawel itu, ia benar-benar sering dibuat gemas oleh tingkah anak perempuannya itu. Anak perempuan yang bawel dan menggemaskan itu memang menjadi hiburan bagi Shani saat ini.
Mobil Shani akhirnya tiba di rumahnya dan seperti biasanya, ketika mobil berhenti dan terparkir Chika akan langsung turun dan berlari ke rumahnya dan meninggalkan tasnya di dalam mobil. Maka tugas Shani lah yang akan membawakan tas itu masuk, iya Shani dengan tubuh tegapnya itu harus rela membawa tas princess berwarna pink di pundaknya. Semenjak ada Chika, tas seperti itu memang sering menempel di pundak Shani.
"Bundaaaaaaaa" Chika langsung berteriak memanggil Gracia setelah tau Gracia ada di rumah dengan melihat mobilnya.
"Hai Honey, how is your school? Nice?"
"I'm so happy Bunda, Bunda tadi darimana?"
"Bagus dong kalo happy, Bunda tadi abis shooting Sayang"
"Oooooh, Bunda cantik" Chika tiba-tiba mencium pipi Gracia, memang hanya Chika yang sering memujinya. Ya setidaknya Gracia kini terhibur oleh itu, karena ia sudah tak berharap lagi jika Shani yang akan memujinya.
"Anak Bunda juga cantik, yaudah ganti baju dulu yuk" Gracia langsung menuntun Chika menuju kamar dan Shani mengikutinya dari belakang masih dengan tas yang menempel di pundaknya. Entahlah Shani ini memang suka dengan tas itu atau bagaimana sehingga ia betah mengenakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet, Speed and Star
FanfictionTulisan ini menceritakan tentang bertemunya seseorang yang sangat mengutamakan kecepatan, posisi, dan pencapaian dengan sesorang bintang yang selalu mengharapkan popularitas, ketenaran dan pengakuan. Pertemuan yang akhirnya menjadi sebuah titik jen...