Tiga Belas - Effort

1K 120 104
                                    

Pagi itu Aya terbangun dan langsung melaksanakan ibadah subuhnya. Tapi ada yang berbeda ketika ia terbangun kali ini, pikirannya tiba-tiba teringat pada kejadian kecrlakaan yang ia alama beberapa tahun sialam. Membuatnya menghela nafas dan langsung mengusap kasar wajahnya. Setelah bersitirahat sejenak ia akhirnya keluar kamar, rumah benar-benar sepi karena Cindy dan Papanya berangkat ke Jakarta untuk suatu urusan.

Sisalah di Bogor hanya ada Aya dan juga Shani, serta dua orang asisten rumah tangga Shani. Sementara karyawan riding school berada di bangunan lain.

"Jam sembilan masih tidur hadeh" Aya membuka kamar Shani dan melihat Shani masih tertidur pulas. Kamar Shani masih gelap karena gordennya masih tertutup rapat.

Aya menutupi tubuhnya dengan selimut milik Shani lalu mendekat pada Shani dan berjongkok di pinggir tempat tidur Shani, ide jahilnya kembali muncul. Aya mencolek pelan lengan Shani hingga membuat Shani bergerak dan perlahan membuka matanya. Ketika mata itu terbuka, Aya yang sudah terbungkus selimut putih sudah berada di depannya dan mengatakan ....

"Mandrobuka" dengan suara yang ia buat seberat mungkin.

"Astagfirullah" Shani yang semula tertidur langsung bangkit dengan dadanya yang berdebar. Ia bahkan refleks mendorong tubuh Aya hingga terjungkal ke belakang.

Aya yang puas melihat wajah Shani langsung tertawa begitu lepasnya. Bahkan sampai matanya berair saking bahagianya bisa menjahili orang sepagi ini.

"Ya Tuhaaaaan sumpah ga nahan kagetnya hahaha"

"Gila lu ya Ay, kenapa sih pagi-pagi udah ganggu ketenangan orang Ay?"

"Hahahaha kenapa kagetan sih?"

"Bodo amat" Shani yang hanya mengenakan celana boxernya langsung berdiri dan meninggalkan Aya. Ia langsung masuk ke kamar mandi karena tak ingin Aya melihat sesuatu yang biasanya terjadi pada lelaki setiap pagi.

"Langsung cuci muka Shan, kita ke pasar hari ini"

"Apaan ke Pasar ngapain sih"

"Belanja lah buat masak, ga laper emang?"

"Laper, tinggal minta si bibi masakin"

"Si Bibi lagi sibuk siapin buat nyambut kunjungan anak sekolah kesini"

"Yaelah, yaudah masak mie aja lah"

"Ga ada mienya abis"

"Go food"

"Lama nanti, mau balikan sama Gracia ga? Ini berhubungan loh" mendengar itu Shani langsung keluar kamar mandi dengan wajahnya yang masih basah.

"Apa hubungannya?"

"Gini, perempuan itu bisa luluh kalo dikasih kejutan. Apalagi dapet makanan yang dimasakin sendiri sama cowonya, luluh pasti"

"Sotau"

"Lah aku kan cewek"

"Ini beneran? Gue ga bisa masak Aya"

"Ya nanti aku bantu tapi kamu bilang aja itu masakanmu, selesai kan?"

"Hemmm harus banget ke pasar?"

"Harus! Ayo!" Aya langsung menarik tangan Shani.

"Bentar pake celana dulu elah" Shani langsung meraih celana selututnya, ia bahkan mengenakannya sambil berjalan keluar kamar.

"Pasarnya jauh ga sih dari sini?"

"Lumayan"

"Yaudah motoran aja berarti"

"Tangan gue ga bisa bawa motor Aya"

"Makanya dilepas yuk gipsnya kan udah sembuh"

"Gak!"

Sweet, Speed and StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang