Empat Puluh Dua - Sweet, Speed and Star Chapter II

1.4K 113 213
                                    

Hai Bro, kalian panik yak ini ga diterusin? Tadinya emang ga akan gue terusin, tapi karena Ka Kidz bujuk gue dari semalem sampai tadi siang masih. Yaudah gue akhirnya mengikuti sarannya karena dia baik udah mau bantuin haha

Jadi sekarang, cerita 3S selesai dengan kehidupan Shani, Aya dan Gracia. Artinya sweet, speed and star versi mereka dah kelar, karena sekarang bakal berubah ceritanya dan siapa yang akan menjadi sweet, speed and star disini? Coba baca aja dah ya haha selamat membaca tulisan yang gue kerjain jam ini guys! Haha
Kemarin gue bikin travel blog, hari ini bikin social and economic blog wkwk ga deng

Empat tahun berlalu, banyak hal yang berubah dari hidup Shani semenjak kehadiran Mira dan Aya di kehidupannya. Hidup Shani benar-benar lebih berwarna sekarang, hidupnya juga benar-benar lebih teratur karena Aya benar-benar memperhatikannya. Aya dan Mira memang akhirnya bersedia untuk pindah ke Indonesia setelah dibujuk oleh Shani dan keluarganya yang lain, meskipun sesungguhnya Mira awalnya terlihat tidak nyaman tinggal di Indonesia, tapi semakin lama ia semakin nyaman tinggal ditempatnya saat ini. Apalagi sekarang ia memiliki pacuan kuda sendiri yang bisa ia gunakan kapanpun. Juga kehadiran keluarga baru baginya benar-benar membuat Mira merasa nyaman.

Seperti hari ini, setelah siap dengan seragam putih abunya Mira langsung memeluk Eyangnya yang sedang memainkan ponsel sedari tadi.

"Pagi Eyang" Mira mencium pipi Eyangnya itu.

"Pagi Mira, sudah siap ke sekolah kau?"

"Iya dong Eyang, itu main games dari kemarin ga beres-beres Eyang kayanya"

"Tau lah pusing kali aku ini mainnya bagaimana"

"Haha nanti pulang sekolah aku ajarin lagi ya Eyang, eh Mami mana ya Eyang?"

"Tadi lagi buat sarapan lah itu Mamimu, susul sana Mira nanti telat pula kau ke sekolah"

"Siap Eyang aku susulin dulu" Mira akhirnya berjalan menuju ke dapur untuk menyusul Maminya.

Sementara itu yang sedang terjadi di dapur sebelumnya adalah, Shani tengah memeluk Aya yang sedang membuat pancake untuk sarapan keluarganya. Pelukan Shani benar-benar erat hingga membuat Aya sulit bergerak.

"Mas aku susah gerak loh ini kalo kamu gangguin kaya gini terus"

"Aku ga gangguin ko, cuman meluk doang, kamu lanjut aja masaknya"

"Hadeeeeeh ribet emang ngurusin bayi gede gini"

"Aku hari ini ulang tahun tau, kamu ga inget ya?"  Aya berpikir sejenak lalu mematikan kompor dan membalik tubuhnya hingga kini ia menghadap Shani.

Shani masih melingkarkan tangan di pinggang Aya, matanya kini menatap mata Aya yang juga tengah menatapnya.

"Ini tanggal berapa sih?"

"Tanggal 5 lah, kamu beneran ga inget?"

"Ya ampun Sayang, maafin sumpah aku pikir ini tanggal 3 beneran aku ga inget tanggalan banget"

"Idih parah emang kamu tuh, malem aku ajakin juga malah ditinggal tidur. Padahal kan aku mau minta hadiah malem-malem"

"Aku ngantuk banget semalem ya ampun maafin ya Mas, aku jadi ga enak beneran maaf ya" Aya langsung mengelus pipi Shani, ia benar-benar merasa bersalah sekarang.

"Hemmm ngambek ah aku"

"Maaf ya Sayang, selamat ulang tahun suamiku yang baik banget tapi receh dan ambekan, maaf ya aku lupa banget. Semoga kamu panjang umur, sehat selalu dan jadi suami dan Ayah yang baik buat aku dan anak-anak kamu"

"Aaamiiin, makasih ya Sayang, kiss dong" Shani menyodorkan bibirnya, Aya langsung tersenyum dan mencium bibir Shani dengan lembut. Hitung-hitung ini permintaan maafnya yang sudah lupa ulang tahun suaminya sendiri.

Sweet, Speed and StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang