*Kalo masih di bawah umur jangan nonton videonya cuy awas aja, tapi jujur Teza sama Tara kampret emang keren banget. Sudah bertahun-tahun lewat dan dilihat ini tetep keren kenapa huhu
Dah selamat membaca travel blog dah kalian, asli ini kek travel blog jadinya wkkw
Setelah Cindy dan Jinan membawa Mira ke berlibur ke Bali, hari ini Aya dan Shani juga sudah berada di Bandara untuk berangkat menuju Sumba. Perjalanan bulan madu dadakan ini memang membutuhkan kecepatan dalam memutuskan, sehingga saat itu keduanya sepakat untuk berangkat ke Sumba. Waktu yang bertepatan dengan diselenggarakannya acara Pasola menjadi pendorong terbesar Shani untuk memilih Sumba sebagai destinasi honeymoon-nya bersama Aya. Aya hari ini benar-benar terlihat cantik sekali, ia terlihat eksotis dengan kemeja putih yang kebesaran dan celana cuff jeans berwarna biru, dipadukan dengan sneaker putihnya. Aya terlihat simple namun benar-benar sexy dan elegan dengan rambutnya yang ia biarkan terurai.
"Ngantuk banget ya kamu Mas?" Aya melihat Shani sedari tadi menguap di ruang tunggu.
"Banget, I hate morning flight Baby" Shani langsung menyandarkan kepalanya di bahu istrinya, Aya tersenyum dan langsung mengelus pipi Shani dengan lembut. Membiarkan suaminya itu memejamkan matanya beberapa saat sambil menunggu jam boarding pesawat mereka.
Lima belas menit Shani benar-benar tertidur di bahu Aya, hingga akhirnya Aya harus membangunkannya karena boarding gate untuk pesawat yang akan mereka tumpangi sudah dibuka.
"Sayang, bangun yuk udah boarding"
"Hemm sepet banget mata aku Beb" Shani menggosok pelan matanya.
"Kamu sih malem malah begadang sama Jinan, nanti di pesawat tidur lagi ya" Shani mengangguk dan langsung berdiri seraya menuntun Aya menuju boarding gate. Karena Shani merupakan member platinum maskapai itu dan ia juga pemegang tiket bisnis, maka Shani bisa menggunakan jalur cepat dan bisa lebih dulu masuk ke pesawat.
Saat Shani dan Aya sudah memasuki pesawat, Aya langsung duduk di tempat duduknya yang mendapat posisi di window, sementara Shani menempati aisle seat. Saking mengantuknya Shani, ketika ia baru saja menempati tempat duduknya itu kedua matanya langsung kembali terpeja. Aya hanya bisa tertawa seraya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan suaminya itu yang benar-benar sulit membuka matanya akibat begadang semalaman bersama Jinan. Sudah dipastikan Jinan yang bahkan berangkat lebih pagi juga akan merasakan perih yang sama di matanya.
Melihat Shani yang sudah benar-benar payah untuk membuka matanya, tangan Aya akhirnya menarik seatbelt Shani dan membantu memasangkannya. Merasakan pergerakan tangan Aya itu Shani langsung terbangun dan menatap Aya dengan matanya yang hanya terbuka setengah.
"Seatbeltnya Mas dipake dulu"
"He'em makasih ya" Shani mengangguk dan langsung menyandarkan lagi kepalanya di bahu Aya, ia juga menggenggam tangan Aya lalu menempelkan di pipinya. Kode untuk Aya agar kembali mengelus pipi Shani, memang lelaki jaim satu ini jika sudah berdua dengan pasangannya akan sangat manja.
Saking pulasnya Shani bahkan ia pasti tidak akan sadar ketika pesawat sudah take off dan terbang menuju Bali, mereka memang harus transit di Bali baru melanjutkan perjalanan ke Bandara Tambolaka dengan pesawat ATR. Sepanjang jalan itu Shani benar-benar tak membuka matanya sama sekali, bahkan ketika pramugari membagikan meal Shani tetap tertidur.
"Mas, mau makan ga?" Aya akhirnya membangunkan Shani karena memang Shani belum sempat sarapan.
"Laper sih tapi aku ngantuk, suapin aja dong Ay"
"Yaudah kamunya bangun dulu coba" Shani akhirnya menegakan tubuhnya tapi matanya masih terpejam.
"Shan, mau makan sambil merem?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet, Speed and Star
FanfictionTulisan ini menceritakan tentang bertemunya seseorang yang sangat mengutamakan kecepatan, posisi, dan pencapaian dengan sesorang bintang yang selalu mengharapkan popularitas, ketenaran dan pengakuan. Pertemuan yang akhirnya menjadi sebuah titik jen...