Empat Puluh Enam - War

1.3K 141 82
                                    

Tidak ada yang lebih menyebalkan dibandingkan mendapat rentetan telpon di hari sabtu pagi. Terlebih Badrun kini benar-benar merasa lelah setelah memasuki perkuliahan, kuliah di Fakultas Kedokteran memang bukan hal yang mudah. Badrun harus beradaptasi dengan pelajaran yang membuat kepalanya panas.

"Setdah pagi-pagi udah nelponin kaya sales asuransi" Badrun meraih ponselnya dan ia langsung mengacak rambutnya ketika nama Chika muncul di layar ponselnya.

"Hallo kenapa Chik?"

"Dimana kamu?"

"Di rumah lah"

"Semalem habis dari Bogor ya?"

Mendengar pertanyaan Chika, Badrun langsung bangkit dan duduk di tepian tempat tidurnya. Ia kaget darimana Chika tau jika dirinya baru saja menemui Mira di Bogor kemarin.

"Hah? Kata siapa?"

"Ga usah bohong kamu, aku cek kemarin location kamu ada di Bogor"

"Location apa?" Badrun mengerutkan dahinya, ia bingung apa maksud Chika.

"Kita ketemu sekarang deh Ka"

"Aduh Chik capek banget aku loh banyak tugas juga"

"Yaudah aku kesana deh"

"Yah jangan dah ngapain"

"Kamu kenapa sih? Hah? Gara-gara Mira kamu jadi kaya gini ya? Udah nyaman ya sekarang sama Mira? Haha"

"Apaan sih Chika ko jadi kesana"

"Loh kenapa? Iya kan? Yaudah kalo kita ga bisa ketemu biar aku temuin Mira hari ini"

"Chik, Chikaaaa apaan sih"

"Elah pake dimatiin lagi, anjir emang" Badrun mengacak rambutnya dan melemparkan ponsel ke tempat tidur. Ia benar-benar bingung dengan sikap Chika sekarang. Lebih tepatnya ia bingung harus berbuat apa sekarang.

Tak ingin terjadi pertikaian antara Mira dan Chika, akhirnya Badrun langsung bersiap. Ia cepat-cepat mengganti celananya dan meraih jaket, tak memikirkan mandi, cuci muka dan sikat gigi saja ia sudah bersyukur.

"Bang mau kemana?" Viny yang sedang menonton tv bersama Christy langsung bertanya.

"Mah aku pergi dulu ya sebentar ada perlu"

"Kamu belum makan loh Bang"

"Iya nanti Abang makannya siang aja ya Mah, dah Mama" Badrun mencium pipi Viny sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan rumahnya.

Tanpa buang-buang waktu lagi Badrun langsung melajukan mobilnya menuju rumah Chika. Jika telat bisa-bisa terjadi peperangan antara Chika dan Mira. Beruntung di sabtu pagi jalanan tidak terlalu padat, mobil Badrun masih bisa melaju dengan leluasa hingga tak butuh waktu lama ia sudah tiba di rumah Chika.  Ia menghentikan mobilnya di depan rumah yang cukup mewah itu.

"Drun tumben pagi banget udah kesini"

"Eh Om, Chikanya ada Om?" Badrun langsung mencium tangan Mario yang sedang mengecek mobil milik Chika.

"Ada, tapi katanya mau ke Bogor sendirian ga mau dianter nih. Makanya ini Om cek dulu mobilnya"

"Masih di dalem Om Chikanya?"

"Iya masih, masuk lah"

"Ok makasih Om, saya masuk dulu ya Om Mario"

"Ok"

Badrun bisa sedikit bernafas lega karena ternyata Chika belum berangkat. Masih ada kesempatan bagi Badrun untuk menahan Chika agar tidak berangkat menemui Mira.

Sweet, Speed and StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang