Dua Puluh Empat - Sang Juara

1.1K 127 210
                                    

Hari ini Shani sudah siap dengan kudanya, ia juga sudah mengenakan seragam untuk bertanding hari ini. Sesungguhnya Shani gugup menjalani pertandingan hari ini. Ia terlalu lama meninggalkan semua ini dan saat harus kembali rasanya benar-benar berat.

"Ay, aku gugup"

"Kenapa?" Aya mengelus wajah Shani dengan lembut.

"Aku udah lama ga ikut pertandingan, rasanya sekarang aku ga siap, takut"

"Shan, kamu itu dulu seorang juara. Ada jiwa itu di diri kamu Shan, sampai kapanpun itu bakalan tetep ada"

"Tapi Ay itu udah lama, terakhir aku ikut pertandingan aja gagal kan"

"Shan, gagal itu wajar. Bangkit lagi ya, kamu yang bilang katanya dulu ikut Melbourne Cup dan berusaha buat juara cuman biar bisa ketemu aku lagi. Kamu mau nunjukin ke aku kalo kamu bisa jadi juara. And here me now, aku pengen liat kamu juara sesuai janji aku dulu"

Shani tersenyum dan langsung memeluk Aya dengan erat, ia mancium puncak kepala perempuan itu dengan penuh kasih sayang.

"Ay, kamu mau jadi pacar aku ga?"

"Hah? Shan, gugup ga bikin otak kamu konslet kan?"

"Aya aku serius, mau jadi pacar aku ga?"

"Aduh, pusing aku"

"Kenapa? Ga mau ya?"

"Hemm kamu juara dulu baru aku mau jadi pacar kamu, gimana?"

"Ko gitu?"

"Ya boleh dong aku kasih syarat?"

"Hemmm bisa bisa, ok deal ya?"

"Deal, aku tunggu kamu di garis finish"

"Ok, cium dulu boleh ga?"

"Juara dulu ya haha"

"Sialan haha ok doain aku ya"

"Pasti, daaah good luck boy!"

"Tunggu aku ya" Shani mengacak rambut Aya sebelum ia naik ke atas kudanya dan menuju garis start.

Aya tidak duduk di tribun penonton, ia memilih duduk bersama Papa Shani dan tim Shani yang lain. Menyaksikan Shani dari bangku crew sepertinya lebih baik dibandingkan ia harus duduk sendirian di tribun.

"Om gimana nih Shani bisa juara ga Om?"

"Bisa sih ini harusnya ya, semoga dia ga aneh-aneh lagi ya Aya"

"Hahaha aaamiiin, semoga yang terbaik ya Om"

"Aamiin, duduk sini kamu Aya jangan panas-panasan"

"Siap Om"

"Aya"

"Ya Om?"

"Kemarin udah sempet pulang ke Rumah dulu kan? Om belum sempet ketemu orang tuamu"

"Sempet Om, Ibu sama Ayah nonton juga ko Om hari ini di tribun"

"Oh ya? Habis ini Om mau ketemu Ayah sama Ibu kamu ya"

"Siap Om"

"Om itu udah pengen punya cucu sebenernya Ay, dari Cindy sama dari Shani juga, ya siapa tau kamu mau bantu wujudin kan" ucap Natio tiba-tiba hingga membuat Aya yang sedang minum menyemburkan airnya.

"Maaf maaf Om, kaget"

"Haha kenapa kau Aya? Dibilang gitu saja kaget kau ni"

"Serius kaget aku Om tiba-tiba ngomong gitu"

"Tapi benar ini Aya, Shani juga udah ngobrol sama Om. Ya niat baik mending disegerakan ya?"

"Hehe iya Om" Aya mengangguk seraya tersenyum malu. Ia tak menyangka tiba-tiba akan membahas hal ini bersama Papa Shani.

Sweet, Speed and StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang