Sepuluh - Broken

981 112 54
                                    

Angin berhembus kencang di wilayah Bogor, Shani masih sibuk berlatih dengan kudanya. Setelah diperbolehkan kembali berkuda, ia langsung menuju bogor untuk melakukan latihan. Kali ini ia ditemano Jinan, karena Mario izin untuk melakukan ibadah.

"Nan, si Virendra kayanya agak lesu ya sekarang"

"Justru itu Mas dari tadi aku mau ngasih tau itu, kaya lesu banget dia"

"Gue telpon dokter hewan dulu deh biar kesini" Shani langsung mengeluarkan ponselnya dan menelpon dokter hewan yang memang sudah biasa menangani kuda-kudanya.

Tak berselang lama dokter dan timnya sudah tiba di tempat, ia memeriksa kuda milik Shani itu dengan begitu teliti. Shani terlihat begitu khawatir ketika menatap kudanya, fokusnya kini memang hanya kuda dan pertandingan-pertandingannya yang akan datang. Seminggu lagi Shani akan bertanding di India untuk kejuaraan equestrian.

Sesungguhnya berat bagi Shani untuk fokus pada pertandingan di tengah suasana hatinya yang kacau. Pertengkaran terakhirnya dengan Gracia membuat hubungan mereka semakin renggang. Gracia semakin hari semakin sering menghindar dari Shani, meskipun Shani juga selalu berusaha untuk memperbaiki hubungan mereka. Setiap hari Shani selalu datang ke Rumah Gracia meskipun tak jarang ia harus kecewa karena Gracia tidak ada di Rumah.

"Gimana Dok? Dia memungkinkan tanding ga?"

"Mungkin ko, cuman jangan latihan dulu ya biar kuda ini istirahat dulu Shan"

"Siap Dok, tapi beneran aman kan?"

"Aman aman, nanti saya kasih suplemen buat Virendra"

"Ok Dokter makasih banyak"

"Kamu juga Shan jaga kondisinya, jangan kudanya doang. Saya liat-liat kamu kurusan sekarang"

"Iya kecapean kali ya Dok"

"Yang ngerusak fisik kamu itu sebenernya berawal dari sini Shan" Dokter itu menunjuk kepalanya sendiri.

"Dari pikiran" lanjutnya hingga membuat Shani terdiam dan mengangguk pelan.

"Yasudah saya pergi ya Shan, harus cepet-cepef balik ke klinik ini"

"Ok Dok terima kasih banyak ya"

"Sama-sama" Dokter itu menepuk bahu Shani dan langsung masuk ke mobilnya.

"Bener kan gue bilang Mas, lu sekarang kaya banyak pikiran banget"

"Iya lagi pusing aja Nan"

"Ada apa sih Mas?"

"Entah lah, Nan gue mau tanya. Lo ada niat nikahin Adek gue ga?" Jinan yang tengah minum langsung tersedak ketika mendengar pertanyaan tiba-tiba itu.

"Ya ada lah Mas, tapi ga sekarang-sekarang"

"Nunggu apa lagi? Lu udah kerja dan mapan juga, Cindy juga kerja, kurang apa?"

"Iya sih Mas sebenernya memang kalo dibilang udah siap ya kita udah siap, cuman..."

"Cuman apa? Lo masing pengen main-main?"

"Engga ga gitu Mas, Cindy nunggu Mas Shani nikah dulu"

"Loh ko nunggu gue? Ga usah nunggu gue Nan nanti kelamaan lo berdua nikah, kalo udah siap nikah lah"

"Memangnya Mas Shani ga ada niatan nikah?"

"Ya ada sih Nan cuman ga sekarang lah"

"Kenapa? Gue rasa Mas Shani lebih siap"

"Gue bingung Nan, gue udah pengen nikah sama Gre juga sebenernya tapi gimana ya"

"Kenapa Mas? Orang tua Ka Gre ga setuju karena kalian beda agama?"

Sweet, Speed and StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang