Tidak seperti hari-hari lainnya, pagi ini Shani sudah mandi dan terlihat segar. Tidak berada di atas kasur seperti biasanya, kali ini ia sudah berada di pemakaman tempat Ibunya di bersemayam disana. Tangan Shani mengelus lembut batu nisan itu dan memandanginya dengan tatapan penuh kerinduan. Iya dia memang sangat merindukan Mamanya sepanjang waktu. Tapi karena kesibukannya, Shani sulit untuk mengunjungi makam Mamanya seperti ini.
"Mah, Shani kangen" Shani menunduk dan meletakan dahinya di batu nisan itu.
"Sabar ya, berdoa terus buat Mama" Aya yang berjongkok di samping Shani mengelus punggung Shani dengan lembut.
"Iya Ay, tapi.."
"Tapi apa?"
"Aku baca bahasa arab aja ga bisa, gimana gue berdoanya?"
"Maksudnya ga bisa ngaji?"
"Iya" Shani mengangguk.
"Berdoa aja pake bahasa Indonesia, Allah pasti paham ko Shan"
"Emang iya ya?"
"Iya lah, apa yang Tuhan ga paham tentang umatnya? Umatnya aja yang suka salah paham sama maksud Tuhan"
Shani terdiam mendengar ucapan Aya dan semakin terdiam ketika Aya memilih duduk di bangku yang memang sengaja dibuat dari bebatuan di samping makam mama Shani. Perempuan itu mengeluarkan ponselnya dan tiba-tiba mengaji. Shani benar-benar seolah ditampar seketika, setelah sekian lama ia sama sekali tidak pernah melakukan itu untuk Ibunya. Tapi Aya yang baru hadir kembali di hidupnya bisa melakukannya.
Shani terdiam, ia khidmat mendengarkan Aya mengaji dengan khusyuk. Sesekali Shani melirik Aya yang cukup fasih melantukan ayat-ayat Al-Qur'an itu. Cukup lama Aya mengaji hingga akhirnya selesai dan langsung menyimpan ponselnya ke tas.
"Yuk mau pergi sekarang?"
"Ayo" Shani mengangguk dan langsung bangkit, ia mengulurkan tangannya pada Aya.
"Maaf bukan muhrim Mas" Goda Aya sambil menangkupkan kedua tangannya.
"Oh siap ukhti haha"
"Hahahahaha siap akhi, akhi akhi, udah tua berarti"
"Hah?" Shani terdiam dan mengerutkan dahinya, ia tak paham maksud Aya apa.
"Hahaha udah udah ayo ah panas ini"
"Yaudah silakan masuk Non Aya" Shani membukakan pintu mobil untuk Aya.
"Ya ampun gini rasanya jadi artis kali ya? Mantep mantep" Shani menggelengkan kepalanya melihat kelakuan perempuan satu itu. Ada saja tingkah anehnya.
Sepanjang jalan entah berapa kali Aya melirik Shani yang sedang menyetir, ia memperhatikan setiap gerak-gerik lelaki itu. Bagaimana Shani menyetir mobil, mengerlingkan matanya ketika Aya berbicara, tersenyum ketika Aya menggodanya serta tawanya yang beberapa kali terdengar ketika Aya melakukan hal-hal aneh. Perjalan dari Bogor menuju Jakarta cukup bagi Aya untuk memperhatikan Shani dalam jarak yang dekat tanpa terhalang apapun.
"Ay, boleh minta tolong bukain ga?" Shani menyodorkan sebotol minuman yang belum dibuka pada Aya, namun Aya malah terdiam dan memperhatikannya.
"Aya"
"Eh? Sorry sorry haha sini" Aya langsung meraih minuman itu dan membukanya lalu memberikannya pada Shani.
"Makasih Ay, laper ga? Mau cemilan ga? Ada Mcd di depan drive thru aja ya"
"Boleh boleh, asik banget makan makanan khas Indonesia"
"Sialan ini di Melbourne juga ada Nurhayati haha" Shani langsung membelokan mobilnya menuju Mcd dan masuk ke jalur Drive Thru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet, Speed and Star
FanfictionTulisan ini menceritakan tentang bertemunya seseorang yang sangat mengutamakan kecepatan, posisi, dan pencapaian dengan sesorang bintang yang selalu mengharapkan popularitas, ketenaran dan pengakuan. Pertemuan yang akhirnya menjadi sebuah titik jen...