Dua hari Aya tak ada di Rumah Shani, ponselnya juga tak bisa Shani hubungi sama sekali. Sialnya Shani tak memiliki kontak keluarga Aya di Indonesia, juga tak ada kontak orang tua Aya di Ausi. Tapi otak lelaki satu itu kadang memang sangat encer, ia langsung menghubungi Viny saat itu juga, tepat dimana ia ingat jika Aya merupakan pasien Viny.
"Hallo, kenapa Shan?"
"Vin, ganggu ga?"
"You think? Ini jam 10 malem Shani, ada apa?"
"Disini masih jam 9 malem"
"Ya kan gue lagi di luar kota ya Tuhan, beda sejam" tak lama terdengar suara Boby memanggil Viny.
"Lagi bulan madu ya? Sorry sorry ganggu"
"Iya lanjut, kenapa?"
"Vin, Aya ada keluarga kan disini? Si Eli itu, punya kontaknya ga?"
"Eh ada apa sama Aya? Dia sakit? Bawa ke Rumah Sakit dulu Shan nanti gue hubungin temen gue langsung"
"Engga dia ga sakit, dia ngilang. Kemarin dia pergi dan gue ga tau dia dimana Vin"
"Ko bisa pergi? Lo pasti marahin dia ya?"
"Ga sengaja"
"Nah kan, emanh dari dulu ya penyakitnya gitu. Terus sekarang ngapain nanya?"
"Gue mau cari dia"
"Ga bisa Shan gue ga bisa ngasih kontak keluarga Aya, dia pasien gue dan gue punya kode etik untuk tidak menyebarkan data pasien dan keluarganya"
"Vin kan cuman ke gue"
"Ga ada cuman-cuman Shan, maaf gue ga bisa bantu"
"Viiiin"
"Dah ah ya suami gue udah manggil, bye" Viny langsung memutus sambungan telpon mereka sekaligus mematikan ponselnya.
"Shit" Shani yang tengah duduk di pinggir kolam di rumahnya langsung memekik ketika Viny mematikan sambungan telponnya begitu saja.
Dua hari Aya pergi benar-benar membuat Shani panik, ia sejujurnya takut jika Aya pergi tanpa tau tujuan kemana. Shani takut jika Aya hilang di Jakarta, dengan segala pikiran negatifnya membuat Shani panik sepanjang hari.
Hari ketiga Shani terbangun dan Aya masih tidak kembali, hal pertama yang ia lakukan ketika bangun tidur adalah membuka ponselnya dan langsung menghubungi Aya. Tapi Shani langsung terkejut ketika mendengar suara ponsel Aya yang terdengar di luar kamarnya. Ia mematikan sambungan telpon dan suara itu menghilang, Shani kembali menelpon Aya dan suara itu kembali terdengar.
"Ayaaaaa" Shani langsung bangkit dan keluar dari kamarnya. Matanya langsung berbinar ketika melihat Aya sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya.
"Apaan sih teriak-teriak?"
"Kemarin darimana? Kenapa ngilang gitu aja?"
"Orang lagi emosian emang mendingan ditinggalin dulu aja biar tenang sendiri"
"Aku kemarin nelpon Viny nanya alamat keluarga kamu yang di Jakarta. Kamu kemarin kesana kan?" Aya memicingkan matanya ketika merasa ada yang berbeda dengan cara Shani berbicara, iya, Shani sudah tidak lagi menggunakan kata gue-lu pada Aya.
"Iya di Rumah Eli, terus Dokter Viny ngasih?"
"Engga, kode etik katanya, lebay"
"Bukan lebay lah, itu emang kode etik. Setiap kerjaan punya itu kamu ga boleh asal ngomong"
"Hemm iya iya, jangan sembarangan ngilang gitu Ay. Panik tau" Shani menarik kursi dan duduk disana.
"Kan kamu yang bilang aku jangan ribet bangunin kamu tiap pagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet, Speed and Star
ФанфикTulisan ini menceritakan tentang bertemunya seseorang yang sangat mengutamakan kecepatan, posisi, dan pencapaian dengan sesorang bintang yang selalu mengharapkan popularitas, ketenaran dan pengakuan. Pertemuan yang akhirnya menjadi sebuah titik jen...