Jangan mengusik kehidupan orang lain. Itu menyebalkan tau!
BERYL menggembungkan kedua pipi. Memandang sebal secarik kertas di tangannya. Dengan sebal ia masukkan kertas itu ke dalam saku hoodie-nya. Penguntit ini benar-benar mengusik kehidupannya. Seingatnya, ia juga tidak punya musuh. Lalu apa sebenarnya masalahnya dengan orang misterius itu?Beryl memakan ice cream-nya dengan kesal. Sampai tiba-tiba ada seorang anak kecil yang berlari dan tak sengaja menabrak kaki Beryl. Beryl hilang keseimbangan. Tanpa sadar dirinya memejamkan mata.
Untuk sesaat Beryl berharap ada seseorang yang dengan sigap menahannya agar tidak terjatuh.
Ah, itu sangat klise.
Bruk~
Beryl terjatuh dan terduduk di lantai. Membuat pandangan orang-orang di sana teralihkan padanya. Beryl meringis pelan, ice cream-nya jadi mengotori bajunya.
Tidak ada sosok penyelamat yang sempat Beryl harapkan tadi.
Ia terlalu banyak berharap.
Beryl memejamkan mata sejenak dan hendak berdiri sebelum sebuah tangan besar terulur padanya. Beryl mendongak, kedua alisnya saling bertautan saat menatap orang itu. Sesaat Beryl bergeming di tempat, namun kemudian ia terima bantuan itu. Tapi bukan menerima uluran tangan. Beryl justru berdiri dengan berpegangan pada ujung baju orang di depannya.
Untung baju, bukan celana!
“Terima kasih,” ucapnya seraya mendongak menatap Saadan.
Saadan hanya tersenyum. Cowok berkaus hitam itu mengernyit melihat bekas ice cream yang celemotan di wajah dan baju Beryl. “Sebentar,” ucapnya lalu pergi menjauh dari sana.
Tak berapa lama Saadan kembali dengan satu pack tissue di tangannya. Ia berikan itu pada Beryl kemudian cowok itu pamit pergi pada Beryl, sepertinya ia sedang terburu-buru.
Beryl tersenyum, tak menyangka jika senior yang diidamkan para siswi di sekolahnya akan sebaik itu padanya. Beryl mulai berkonflik sendiri dengan pikirannya.
Ia mencoba berusaha ber-positive thinking. Mungkin cowok itu memang baik ke semua orang. Tidak hanya pada beberapa tertentu saja. Jadi ia tidak perlu terbawa perasaan.
Beryl menuju sebuah permainan di sana, boneka capit. Ia memasukkan koin dan mulai menatap serius mengambil control permainan boneka di depannya. Biasanya sih Beryl tidak pernah bisa mendapatkan bonekanya. Bukannya permainan seperti itu memang sulit ditaklukkan? Seperti sudah disetel penemunya, mungkin? Di luar dugaan, Beryl berhasil mendapatkan salah satu boneka incarannya.
Gadis itu tersenyum senang. Boneka kecil itu kini sudah ada dalam genggamannya. Seumur-umur belum pernah ia mendapatkan boneka dari permainan itu. Mungkin ini yang dinamakan beruntung dalam kebetulan. Namun perlahan senyumnya memudar. Untuk yang kesekian kali rasa gelisah kembali melanda saat ada secarik kertas di dekat sepatunya. Kertas serupa dari pengirim misterius yang sama.
________________________
To : Baby Breath
Tulip Timezone
Hari ini adalah hari
saat kita saling
bertukar hadiah,
bertukar warna,
bertukar kisah,
bertukar waktu,
dan bertukar
rasa.
________________________TBC
Best Regards,
alfyixx
KAMU SEDANG MEMBACA
Celandine ✓
Teen Fiction[Riddle × Teenfiction] Sejak hari terjadinya 'insiden kecil' di kantin saat itu, Beryl mendapat banyak teror aneh. Kertas clue yang selalu muncul tiba-tiba, bahkan di tempat yang tak terduga. Beberapa kali benda-benda aneh juga dikirim padanya. 'Pe...