38. INSIDEN LAMA

397 65 8
                                    

Not all scars show, not all wounds heal.
               


“KALO lo udah tau, kenapa lo gak bilang langsung ke gue? Ah bego banget gue ini,” gerutu Haydar.


“Emang,” balas Aruna.

Saat ini keduanya sedang bersandar pada pilar balkon ruang utama. Usaha mereka mencari Beryl tak membuahkan hasil, mereka tidak tau di mana lokasi ‘anak TK’ itu sekarang. Tapi, beberapa saat yang lalu Aruna justru menyarankan untuk berhenti mencari dan menunggu.

Haydar berdecak. “Kak, kita nunggu apaan sih? Bisa aja si bocil itu sekarang lagi dalam bahaya. Kenapa kita yang santai-santai kayak gini?”

Cowok itu menatap kakaknya curiga. “Jangan bilang kalau lo... ”

Aruna menoleh. Tatapannya seakan berkata, “apa?”

“Gak jadi.”

Aruna memperhatikan lagi jam tangannya. Memperhatikan jarum panjang jam yang sedang menuju angka dua belas dan jarum pendek sedang menuju tepat di angka sepuluh.

Hanya kurang beberapa detik.

Lima

Empat

Tiga

Dua

Satu

“Kenapa engga—”

Ting!

Ponsel Aruna berbunyi.

“Sekarang.”

Aruna langsung berlari pergi dari sana. Haydar yang tidak tau apa-apa pun juga ikut lari. “Hah? Apanya yang sekarang?”

Aruna menghentikan larinya secara mendadak, begitu pula Haydar.

Samar-samar dalam gelap, tak jauh di depan mereka ada Beryl yang sedang dihadang tiga orang berpakaian serba hitam. Tidak tau apa yang sedang mereka bicarakan, tapi yang jelas Beryl terlihat mencak-mencak menolak entah untuk alasan apa.

Haydar memijit pelipisnya frustasi. Pemandangan di depannya justru terlihat seperti anak TK yang sedang dipaksa orang tuanya sekolah namun dengan keukeuh tidak mau.

“Kak, lo bawa Beryl pergi. Gue yang urus mereka.”

Aruna mengangguk dan memecahkan sebuah guci di dekatnya. Atensi empat orang di depan mereka pun teralihkan.

“Pot bunga,” ujar Aruna sebelum berlari memutar arah.

Haydar mengamati sekitar dan menemukan ‘sesuatu’ yang dimaksud Aruna. Haydar menutup hidung lalu menyemprotkan obat bius jenis chlorophyll yang ia temukan di pot bunga itu ke seluruh lorong.

Di saat yang bersamaan, Aruna datang dari arah lain dan membekap hidup serta mulut Beryl. Lalu menarik pergelangan tangan gadis itu untuk ia ajak lari menjauh.

Celandine ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang