Jangan mudah percaya orang lain.
Bisa saja mereka hanya menerapkan rumus data istilah matematika.
ㅡㅡㅡ“HEH, Nyi Blogger!”
Dua manusia yang awalnya fokus pada sebuah buku kompak menatap tajam ke sumber suara, kemudian kembali tak peduli.
Siapa lagi kalau bukan Haydar si perusak suasana?
Haydar berdecak pelan. Sejenak cowok itu ternganga menatap macam-macam buku yang berserakan di atas meja.
Cowok itu terkekeh. “Selamat, akhirnya anda menemukan orang yang tepat atas masalah fisika anda.”
Beryl melirik sekilas dan kembali fokus pada penjelasan Aruna yang sedang mengoreksi jawabannya. Tapi bukannya memperhatikan buku, Beryl justru tertegun menatap wajah lelaki itu.
Aruna menatap balik Beryl tanpa ekspresi. “Apa?”
Beryl tersadar dan buru-buru mengalihkan pandangan ke bukunya. “Ganteng-ganteng galak,” gerutunya dalam hati.
“Kak, clue yang kemarin—”
“Kerjain dulu,” potong Aruna sebelum Beryl sempat menyelesaikan ucapannya. Sesaat Beryl mendengar gelak tawa Haydar yang sedang bermain game di depan mereka.
“Ini Den, Non, mangga.”
Tidak tahu dari mana, tiba-tiba mba Kim muncul begitu saja dengan nampan di tangannya. Haydar mengamati segelas minumannya. “Ini sirup jeruk, Mbak. Bukan mangga.”
“Silakan, Den. Silakan,” ucap mba Kim penuh penekanan. Sedangkan Beryl dan Aruna hanya mengulum senyum melihat dua orang di sana yang sedang beradu argumen.
Poor mba Kim.
“Makasih Kak udah bantu ajarin fisika. Kalau nanti minta ajarin lagi boleh?”
“Bilangan yang paling sering muncul disebut apa, Mba?” Haydar menoleh dan memberi kode mba Kim untuk bekerja sama dengannya.
“Modus.”
Haydar dan mba Kim saling ber-tos ria. Dua orang aneh yang sangat klop.
Setelah melihat Beryl selesai mengerjakan tugasnya, Aruna menatap gadis itu serius. “Apa yang paling lo pengin tau tentang dia?”
Beryl berpikir sejenak. “Alasan kenapa dia kirim itu,” jawab Beryl ragu.
“Lo yakin?” tanya Aruna memastikan. Beryl diam tak menjawab, sebenarnya ia sendiri juga masih belum mengerti tentang situasinya.
“Masa dia lagi?” gumam Haydar pelan. Beryl menoleh dan menatap Haydar heran.
“Apa?”
Haydar menggeleng.
“Lo bilang clue ini dikirim bareng permen lolipop, kan?” Aruna menunjukkan satu kertas warna merah, stickynote ketiga yang Beryl temukan bersama permen lolipop di dalam lokernya.
Beryl mengangguk.
Beryl dan Haydar kompak mendekat untuk melihat sesuatu yang sedang ditulis Aruna di kertas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celandine ✓
Teen Fiction[Riddle × Teenfiction] Sejak hari terjadinya 'insiden kecil' di kantin saat itu, Beryl mendapat banyak teror aneh. Kertas clue yang selalu muncul tiba-tiba, bahkan di tempat yang tak terduga. Beberapa kali benda-benda aneh juga dikirim padanya. 'Pe...