Terkadang sebuah kenyataan tidak perlu untuk dicari, cukup lihat sekitar dan sadari.
BERYL yang masih dalam kebingungannya hanya diam. Hening menyelimuti sekitarnya. Kuker dan Amara juga sudah meninggalkan ruangan minim cahaya tempat Beryl disekap itu."Amara? Kuker?"
"Kalian di mana?"
Beryl terdiam.
Ia, Kuker, dan Amara sudah bersahabat sejak mereka SMP. Di antara waktu selama itu mereka pernah belajar menggunakan tap code.
Awalnya kode itu mereka gunakan untuk berbagi jawaban saat kesulitan mengerjakan soal ujian. Tapi, lama-kelamaan juga mereka gunakan untuk berkomunikasi di saat-saat yang tidak memungkinkan untuk bicara.
Tap Taptap. Tap Taptap.
Tap Taptaptaptap. Tap Taptaptap.
Tap Taptaptaptap. Tap Taptaptap.
Beryl mengernyit bingung.
Jika mengikuti rumus tap code yang berlaku, ketiga rangkaian tap code dari Kuker tadi berarti "B. B. D. C. D. C."
B yang berarti Beryl dan DC yang berarti Don't Cry. Itu sandi kata dalam persahabatan mereka. Melalui tap code itu, secara tidak langsung Kuker menyuruh Beryl tidak menangis. "Beryl, don't cry."
Kemudian Beryl kembali mengingat perlakuan dan perkataan Kuker dan Amara padanya tadi.
Kuker menepuk-nepuk kepala Beryl tiga kali. "Gue tau semua kebusukan lo. Jangan khawatir, lo tenang aja. Lupain semua tentang persahabatan kita. Apapun bisa terjadi di sini."
"Lo tenang aja. Kita di sini."
"Nggak ada siapapun yang bisa jaga lo sekarang. Camkan perkataan gue ke diri lo itu. Gue benci sama lo!"
"Jaga diri lo."
"Jangan mudah percaya orang lain atau lo akan menyesal. Nangis pun gak akan ubah takdir lo. Seseorang bisa aja hancurin harapan lo dalam sekejap. Ada saat di mana lo harus sadar posisi lo. Di manapun dan kapanpun itu bisa aja terjadi. Balik ke rumah pun, emangnya lo akan berguna? Kita paham cara berpikir lo. Lo pasti akan cari jalan pintas, kan? Akan lebih baik sadar lebih awal. Baik-baik aja gak akan cukup buat pecahin semuanya."
"Jangan nangis. Seseorang ada di balik kita. Lo akan baik-baik aja."
Beryl menghela napas. Diam-diam merasa tak nyaman dengan pakaian tidurnya. Masih untung ia sempat mandi dan ganti pembalut. Bahkan ia juga mengantongi pembalut yang baru di baju tidurnya. Tapi bodohnya, ia salah mengambil baju. Saat mandi tadi pagi bukannya membawa pakaian santai yang lain, dirinya justru membawa setelan baju tidur lagi.
Pada akhirnya ia pakai juga setelan panjang itu, daripada ia harus keluar kamar mandi dengan memakai baju kotornya lagi. Hal beruntungnya adalah setelan pakaiannya panjang dan oversize. Juga ia menggunakan kerudung. Jadi masih aman bila ada orang lain yang melihat. Auratnya tak terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celandine ✓
Fiksi Remaja[Riddle × Teenfiction] Sejak hari terjadinya 'insiden kecil' di kantin saat itu, Beryl mendapat banyak teror aneh. Kertas clue yang selalu muncul tiba-tiba, bahkan di tempat yang tak terduga. Beberapa kali benda-benda aneh juga dikirim padanya. 'Pe...