49. CELANDINE

606 61 23
                                    

Hai, semua. Apa kabar? Semoga baik-baik aja ya.

Jangan lupa bahagia.

Semangat!!

Jangan lupa istirahat <3

Part ini hampir 2 ribu kata. Jadi jangan lupa juga tinggalkan jejak dulu ya:) Luv U❤️❤️

Happy reading!!

Sama halnya dengan makna bunga Celandine, ingatlah. Setelah kesedihan, pasti akan datang kebahagiaan.

Bersabar saja.

DUA minggu kemudian…

Terhitung selama dua hari terakhir ini, salah satu rumah di kawasan perum elite Jakarta Selatan telah didekorasi dengan indah. Banyak jenis bunga terlihat sebagai dekorasiannya.

Fokus pada satu kamar di lantai dua. Tiga cowok jangkung bertuksedo navy blue sedang berkumpul. Satu cowok duduk di meja belajar, dua cowok duduk di tepi ranjang.

Dari ujung kepala hingga ujung kaki, semuanya rapi. Satu kata untuk mereka, tampan. Bahkan, sangat. Salah satu di antara ketiganya tengah sibuk melonggarkan dasi, lalu beralih menatap satu yang lain.

“Bang.”

“Hm.”

“Ayo,” ajak Haydar ambigu.

Tidak hanya Aruna, Nanta yang sedang sibuk dengan ponselnya juga ikut mengalihkan pandangan. Mengernyit heran dengan ucapan Haydar.

Haydar berdecak pelan. “Ketemu mempelai perempuan lo lah.”

“Gue lihat-lihat kok kayaknya udah siap banget gitu,” tambahnya. Nanta yang sejak tadi diam menyimak hanya tersenyum tipis. Sekarang ia tau ke mana arah pembicaraan Haydar.

“Bang, rencana nikah umur berapa?”

Aruna merebahkan diri ke belakang, ke tempat tidur Nanta. Laki-laki itu memejamkan mata, tak berniat menjawab. Tak cukup sampai di situ, Haydar kembali mengganggunya.

“Bang.”

“Kapan halalin adek gue?”

“Adek lo masih sekolah,” balas Aruna enteng.

Nanta dan Haydar membelalak kaget. “Berarti kalo Beryl udah lulus, mau langsung lo nikahi, Kak?”

Aruna hanya diam.

“Berita baru, Bang Nan.”

“Jangan macem-macem.” Aruna menendang Haydar hingga cowok tengil itu jatuh terjungkal dari tempat tidur.

Haydar mengusap-usap pantatnya yang membentur ubin. Cowok itu kembali ke tempatnya semula dan berdecak kesal.

Sesaat Haydar bersyukur memiliki kakak angkat seperti Aruna dan orangtua angkat seperti Haris dan Luna. Kasih sayang mereka tak pernah membuatnya sadar kalau ia hanya anak angkat di keluarga itu.

“Bang Nan, nanti gue gak mau ya Beryl nikah sama cowok yang bar-bar,” ujar Haydar seraya melirik Aruna sinis. Sedangkan yang dilirik masih setia menutup mata.

Nanta terkekeh. “Emang lo maunya Beryl nikah sama cowok kaya apa?”

“Beryl tuh harusnya nikah sama cowok yang kalem, pendiem, nurut, polos, penyayㅡ”

Celandine ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang