24. BINTANG

473 68 6
                                    

Pada dasarnya bintang tak pernah meninggalkan langit malam, sekalipun langit malam telah jatuh cinta pada sang Bulan.
                            


BERYL memukul kepala Salim dengan obat-obatan di tangannya. Bodo amat kalau dia ketua kelas. “Itu tadi siapa? Kak siapa?”

Salim terkekeh pelan. “Sebenernya gue juga gak tau sih.”

“Terus ngapain ngumpet?”

Belum sempat Salim menjawab, tiba-tiba seseorang menggebrak meja tempat mereka bersembunyi. Salim dan Beryl terperanjat bersamaan dan memutuskan untuk keluar dari sana.

“Astagfirullah!”

“Salim? Beryl?”

Gusti, salah satu sahabat Salim, menatap sahabatnya dan Beryl bergantian. “Lo berdua ngapain duaan di situ?”

“Di bawah meja, gelap-gelapan, berduaan,” lanjut Gusti seraya melihat keadaan di bawah meja. Cowok itu mulai menatap curiga. “Lo berdua gak lagi macem-macem, kan? Atau kalian lagi—”

Sebelum Gusti melanjutkan kalimatnya, Salim sudah lebih dulu menggeplak kepala cowok berbadan bongsor itu.

Salim membenahi letak kacamatanya. “Kita lagi sembunyi dari patroli senior,” ujarnya datar.

“Lo berdua pacaran ya?” goda Gusti.

Salim dan Beryl menggeleng.

“Ah masa? Gak percaya gue.” Beryl mendengus pelan dan beranjak pergi dari sana. Kembali menuju lapangan dan membantu yang lain.

“Lim? Lo suka sama Beryl ya?”

Salim memutar pandangan malas dan ikut pergi dari sana. “Nih obat lo.” Salim melempar obat yang ditempeli sebuah kertas bertulisan. Gusti menangkapnya dan mengernyit bingung.

“Obat penambah darah?”

“Ini Salim cari obat buat gue apa buat Beryl sih?” Gusti mendengus dan mengembalikan obat itu ke tempatnya semula.

***

Malam ini setelah makan malam bersama, Beryl dan keempat orang di sebelahnya memilih duduk di tepi lapangan mengamati bentangan langit di atas mereka. Ada satu bulan yang terang dan mungkin jutaan bintang. Tidak hanya mereka, beberapa teman seangkatan dan kakak kelas juga memilih hal serupa.

Sedangkan yang lain ada yang memilih untuk istirahat di tenda, mandi, ataupun sekadar rebahan. Biasa, mengumpulkan energi untuk kegiatan-kegiatan untuk besoknya. Untuk siswa dari enam kelas tentunya bukan jumlah yang sedikit kalau mengantre mandi. Untung saja Beryl dan yang lain memang sengaja mandi lebih awal untuk menghindari keantrean.

Kegiatan menginap di sekolah ini adalah kegiatan tahunan sekolah untuk siswa satu jurusan. Selain bisa saling sharing juga bisa menghilangkan penat belajar. Kegiatan ini diadakan saat kelas sebelas sedang mengadakan wisata edukasi selama satu minggu. Dan kebetulan jurusan IPA kelas 10 dan 12 mendapat giliran yang pertama.

“Gusti, ih! Itu jajan gue kembaliin!” seru Kuker saat snacknya direbut Gusti. Tapi Gusti hanya mengejek dan tak peduli.

Kuker mencebikkan bibir kesal. “Lo minta Amara atau Salim aja tuh, jajannya banyak.”

“Ya udah lo aja yang minta,” balas Gusti enteng. Beryl, Amara, dan Salim hanya geleng-geleng kepala melihatnya.

Celandine ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang