3. SUSPICIONS

1K 114 7
                                    

Membenci sesuatu yang pernah menyusahkan kita memanglah hal menyenangkan.
                  

ㅡ ㅡ


BERYL menatap Amara dan Kuker intens. Stickynotes yang sudah dua kali didapatkannya kebetulan selalu muncul saat dirinya bersama mereka. Tak menutup kemungkinan jika pelakunya adalah salah satu dari mereka.

“Kenapa, Ber?”

Beryl menyengir. “Gue laper hehe.”

Kuker melirik jam di tangannya. “Udah mau pulang nih, lagian tadi diajak ke kantin gak mau.” Beryl hanya mengurucutkan bibir menanggapi.

“Oh iya denger-denger sih sekarang banyak yang bilang kalo sekolah kita makin aneh.”

Beryl meletakkan pulpennya kemudian menatap Kuker bingung. “Aneh gimana?”

“Aneh, katanya hantu di sekolah ini makin suka terror orang-orang di sekolah ini,” ujar Kuker serius.

Baru saat Beryl ingin bertanya lebih lanjut, suara Bu Gina sudah lebih dulu menginterupsi. “Kukira, Beryl, kerjakan soal di papan tulis.”

Beryl dan Kuker berjalan ke arah papan tulis pasrah. Tentu saja Amarant tidak ikut, Amarant duduk di bangku terpisah dari mereka. Namun masih bersebelahan.

Sebuah pesawat terbang dengan kecepatan 200 m/s kemudian melepas bom dari ketinggian 500 m. Jika bom jatuh di B dan g = 10 m/s² maka jarak A ke B adalah…

Beryl melotot.

Gimana ceritanya bom dijatuhin dari pesawat? Kalo nggak salah pelaku ‘joke bomb’ aja dapet sanksi sesuai pasal empat tiga tujuh undang-undang nomor satu tahun dua ribu sembilan tentang penerbangan, bisa dipenjara sampe lima belas tahun. Lah ini jatuhin bom beneran?!

“Ini gimana cara kerjainnya?”

“Mana gue tau.”

Diketahui :
v = 200 m/s
h = 500 m
g = 10 m/s²
t = 
Ditanya : Jarak A ke B?
Jawab : 

. . .

“Jawabannya mana?”

Beryl dan Kuker hanya garuk-garuk kepala, hanya itu yang mereka tau.

Bu Gina menghela napas, lalu memberikan dua lembar kertas berisikan soal-soal fisika untuk mereka. “Kerjakan semua soal ini di perpustakaan, di sana banyak buku fisika tentang materi ini. Besok pagi kumpulkan ke Ibu.”

“Iya, Bu.”

“Gara-gara Fisika,” gumam Beryl dongkol.

BERYL BENCI FISIKA GARIS KERAS!!!

“Gue juga,” sahut Kuker seolah membaca isi hati Beryl.

Beryl menatap sahabatnya horror.

***

Beryl dan Kuker mengintip suasana di dalam perpustakaan. “Ini perpusatakaan apa kuburan? Sepi amat.” Keduanya pun memilih duduk di bangku dekat jendela.

Kuker mengernyit. “Eh itu siapa? Itu orang apa manusia?”

Beryl berdecak. Bodohnya, ia juga mengikuti arah pandang Kuker. Ada perempuan berbaju putih di antara rak-rak buku.

Kuker melotot. “Loh kok hilang?”

“Fisika, ya?”

Beryl dan Kuker kompak terjungkal dari tempat duduk mereka karena terkejut. “Lo hantu?” tanya Beryl seraya menatap gadis pucat yang berdiri di antara dirinya dan Kuker yang terduduk di lantai.

Celandine ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang