11. SURAT KEDUA

676 86 0
                                    

Kamu tau semua tentangku dan aku tidak tau apapun tentangmu. Harus kunamakan apa hubungan semacam ini?
                            


LUNA ditemani seorang suster berjalan menuju ruangan tak jauh dari ruang fisioterapi tadi. Keduanya masuk ke dalam ruangan serba putih setelah diberikan izin masuk oleh pemilik ruangan.

Luna mendudukkan diri menghadap seorang laki-laki berjas putih khas dokter dan kacamata yang bertengger manis di hidungnya. Setelah itu sang suster yang mengantarkannya tadi pamit meninggalkan ruangan, memberi ruang kedua orang di sana berbicara empat mata.

Luna menatap dokter dengan name tag Sarhan Aditya di hadapannya harap-harap cemas. “Ada apa?”

Dokter yang tak lain adalah keponakan Luna itu tersenyum. “Begini, akhir-akhir ini perkembangan kaki Aruna mengalami peningkatan cepat. Seperti yang tadi kita lihat, Aruna sudah lebih lancar berjalan.”

Wanita dengan hijab warna mocca itu tersenyum lega. “Itu artinya Aruna akan bisa kembali berjalan lebih cepat dari waktu yang diperkirakan?” Sarhan mengangguk, senyumnya tak kunjung sirna melihat betapa wajah tantenya berseri-seri bahagia.

“Jauh lebih cepat.”

***

“Kak?”

Aruna menoleh, menatap Beryl bingung. Gadis di sebelahnya sekarang menunduk dengan secarik kertas kecil warna merah muda di tangannya. “Ini… ”

Aruna ikut menatap kertas itu. “Lo dapat dari mana?”

“Tadi nempel di bangku sini.” Beryl menunjuk bagian sisi bawah bangku di taman yang didudukinya sekarang.

Beryl mendongak menatap laki-laki dengan syal abu-abu di sebelahnya. “Dia ada di sini.” Beryl dan Aruna mengalihkan pandangan ke tulisan di kertas itu, mereka berdua membacanya.

________________________

You, Baby Breath

Orchid Flowers
Aku mengawali dua puluh
lima lainnya dan tidak ada
yang bisa mengubahku.
Kata kunci menemukanku
sudah tersemat di
permainan pertama.

________________________

Beryl membalik kertas post-it warna merah muda di tangannya. Ada tulisan lagi. Tulisan yang benar-benar asing bagi Beryl.

________________________________________

Mencoba mencariku?
Carilah arah dari tiga sudut kata pertama
di dekatmu.
Aku di sana.
Aku mengawasimu.
Aku akan pergi.
Sampai jumpa.

Jangan mencoba mencari tahu siapa aku.
Kau akan bertemu denganku di akhir
permainan ini.
Jadi tunggulah sampai waktunya tiba.

________________________________________

Beryl mengernyit.

“Tiga sudut kata pertama? Apa maksudnya?”

Mereka berdua diam, bergelut dengan pikiran masing-masing. Sampai perkataan laki-laki yang menggunakan kursi roda itu berhasil membuat Beryl menatapnya keheranan. “Anggrek?”

Bukannya menjawab kebingungan Beryl, Aruna justru mengedarkan pandangan ke sekitar. Tatapannya pun kian menajam. Beryl juga mengikutinya.

“Satu,” gumam Aruna melihat sebuah bunga anggrek warna merah muda menempel di pohon tepat di depan mereka. Beryl mengikuti arah pandang laki-laki itu.

Celandine ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang