EXTRA PART #6

685 58 9
                                    

Selamat datang di last part:)

H A P P Y    R E A D I N G

! ! !

BESOK pagi Nanta akan culik Beryl. Biarin aja. Biarin dia punya kesempatan buat lindungi adiknya dulu.”

Barang-barang belanjaan Kuker dari minimarket  jatuh begitu saja dan berceceran di jalan. Cowok jangkung yang sedang berbicara di telfon itu otomatis membalik badan.

“Hai,” sapa Saadan ramah.

Kuker mengangguk kaku. “K-kak Saadan tadi bilang apa? Kak Nanta mau culik Beryl?”

Saadan mengangguk dan berjalan mendekat. Sesaat cowok itu melirik ke sekitar. Di jalan sepi itu hanya mereka berdua. Aman. Kuker sendiri menelan saliva susah payah saat Saadan semakin mengikis jarak antara mereka berdua.

“K-kak—”

“Ssstt. Apa lo gak mau bantu sahabat lo?”

“T-tapi—hmfftt”

Kuker mati-matian memberontak melepaskan kain yang dibekapkan Saadan ke mulut dan hidungnya. Tapi, nihil. Tenaganya sama sekali tak sebanding. Tak kurang dari lima belas detik akhirnya ia sudah mulai kehilangan kesadaran.

Saadan tersenyum puas dan memasukkan Kuker ke dalam mobil. Mendudukkannya ke sebelah seorang gadis lain di mobil itu. Sejak tadi Amara diam melihat semuanya dari dalam mobil. Gadis itu menghela napas.

“Sorry, Kuk.”

✿✿✿

Kerutan-kerutan samar di kening Kuker sedikit demi sedikit mulai nampak. Perlahan gadis itu membuka mata. Ia ada di ruangan gelap bersama seseorang, yang ia yakini adalah Amara. Sesaat ia meringis pelan. Kepalanya terasa sangat pening.

“Mar? Kita di mana?”

“Diculik.”

Kuker ternganga. Ia tanya apa, malah dijawab apa. Tapi 50% benar juga sih. “Ini di rumahnya kak Saadan?”

“Iya.”

Kuker tersentak kaget. Dirabanya sebelah telinganya. Ada sebuah handsfree tersumpal di sana.

“Tenang aja. Lo berdua gak akan kenapa-kenapa,” jawab Saadan dingin dari seberang sana.

“T-tapi orangtua—”

“Gue udah bilang ke mereka.”

Amara yang juga mendengar hal itu dari handsfree di telinganya hanya menghela napas. Pasti senior mereka itu meretas ponsel mereka dan mengirim pesan bohongan ke orangtua mereka. Jadi tak akan ada yang berpikiran kalau sebenarnya mereka diculik.

Celandine ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang