"3 1 16 5 11." ㅡB3
"GUE akan kasih tau apa tujuan gue yang sebenarnya. Tapi, cuma ke Beryl. Gue mau ngomong berdua sama dia," ujar Saadan dingin."JANGAN HARAP!" tolak Haydar tak terima.
"Tenang aja. Gue gak akan macem-macem ke dia." Saadan sedikit menjauhkan cutter dari pipi Beryl, ia tersenyum.
"Jangan ada yang berani ganggu kita. Kalau ada polisi di sini, jangan harap Beryl baik-baik saja," peringatnya tegas.
Lampu ruangan mulai meredup, tiba-tiba LCD projector di ruangan itu menyala. Semua pasang mata tertuju pada projection screen di depan mereka.
Proyektor itu menampilkan banyak sekali rekaman CCTV. Ada rekaman di setiap sudut mansion Saadan termasuk ruang tempat Kuker dan Amara terkunci, sekolah Beryl, sekolah Haydar.
Bahkan di mobil yang sedang Haris kendarai, dan banyak tempat-tempat asing lain. Namun, ada satu rekaman yang aneh.
Itu seperti...
Meja belajar Beryl??!!
"Beraninya lo... "
Haydar maju satu langkah dan,
Sirr...
Darah segar menetes menodai lantai. Semua membulatkan mata terkejut.
Haydar ternganga.
Tidak ada yang menyangka kalau selama ini gerak-gerik mereka terekam oleh kamera pengintai milik Saadan. Orang licik itu benar-benar...
ARGGHH DASAR PSIKOPAT!
"Kalian beruntung. Cutter ini cuma kena tangan gue, bukan Beryl."
Ya, cutter tajam itu menggores punggung tangan kiri Saadan. Tapi sepertinya luka itu hanya mengenai kapiler darah saja, sehingga tak akan berakibat serius.
Sesuatu yang mungkin sudah Saadan pikirkan lebih dulu.
Beryl memejamkan mata. Ia merasa sangat lelah. Kulitnya juga tampak semakin pucat. Semua menatap ia iba.
"Gue mau ngomong berdua sama dia."
Dengan satu kali putaran kunci, belasan lilitan tali yang mengikat tubuh Beryl terlepas. Saadan mengalungkan kedua lengan Beryl ke lehernya lalu mengangkat tubuh ringan gadis itu ke dalam gendongannya.
Beryl yang sudah tak punya tenaga hanya memejamkan mata menahan pening di kepalanya. "Kak, lepasin."
"Lo pilih ikut gue pergi atau mereka yang akan gue bikin pergi?" tanya Saadan.
Beryl menggeleng.
Haydar dan Nanta yang melihatnya sudah tak tahan ingin meluapkan emosi kalau saja Aruna tak menahan mereka. Cutter tajam tadi masih ada di tangan Saadan. Akan berbahaya jika sampai mengenai Beryl.
Tiba-tiba sebuah cairan dalam bentuk spray keluar dari atap ruangan tepat di atas Aruna, Haydar, dan Nanta.
Lalu semuanya menjadi gelap.
✿✿✿
"Kak, lepasin hiks... "
"Kalau gue lepasin, lo juga tetap gak bisa kabur," jawab Saadan tak memedulikan Beryl yang terus menangis dan memberontak ingin melepaskan diri darinya.
Saadan membuka sebuah buku tebal di atas meja panjang berlaci. Bukan, buku itu bukan berisi lembaran kertas berisikan huruf-huruf. Namun, sebuah digital lock pembaca sidik jari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celandine ✓
Novela Juvenil[Riddle × Teenfiction] Sejak hari terjadinya 'insiden kecil' di kantin saat itu, Beryl mendapat banyak teror aneh. Kertas clue yang selalu muncul tiba-tiba, bahkan di tempat yang tak terduga. Beberapa kali benda-benda aneh juga dikirim padanya. 'Pe...