Halo teman-teman wattpad!
Ini merupakan cerita pertamaku. Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment ya![This is an age-gap love story.]
If you be my star, I'll be your sky
You can hide underneath me and come at night
***
Pagi itu, Anna berada pada dapurnya sedang menggoreng makanan. Ia menggoreng satu butir telur ceplok dengan daging asap yang tidak sengaja dibumbuinya dengan terlalu banyak garam. Untuk minumnya, satu gelas susu sapi dingin yang kemarin baru dibelinya di supermarket.
Kening Anna mengernyit saat memasukan suapan pertama telurnya. "Asin banget." kata Anna dalam hati.
Namun, sarapan itu tetap dihabiskannya hanya dalam hitungan menit. Karena sudah terlanjur dibuat dan Anna tidak suka membuang-buang makanan.
Setelah selesai, dengan cekatan piring itu dicucinya di wastafel. Anna baru sadar jika sabun cuci piringnya sudah mau habis. Kemudian tanpa pikir panjang lagi, Anna bergegas memakai sepatu karena jam telah menunjukan pukul 6.40 pagi. Anna mengunci pintu apartemennya dan berlari menuju stasiun KRL yang tidak jauh dari apartemennya. Dilihat aplikasi di handphonenya, seharusnya kereta berangkat 4 menit lagi.
Anna bergegas masuk dan duduk di salah satu tempat duduk. Dikeluarkannya headset yang sudah terhubung dengan HP dan mulai mendengarkan lagu.
Cuaca pada pagi itu mendung. Cuaca yang pas menurut Anna, karena dirinya tidak terlalu menyukai terik matahari dan aktivitas yang melibatkan keringat. Menurutnya, berdiam atau bekerja di kamar lebih nyaman.
Anna sendiri bersekolah di salah satu SMA swasta di Jakarta. Dia merupakan asli Bandung dan dia tidak mempunyai saudara di Jakarta sehingga orang tuanya membelikan apartemen jika semisal sewaktu-waktu mereka berkunjung. Namun hal itu jarang terjadi karena orang tuanya juga jarang berada di Indonesia.
Papanya adalah seorang diplomat, yang sekarang lagi tugas di Turki beberapa bulan terakhir ini. Mamanya tentu saja mengikutinya. Papanya membiarkan Anna sendiri karena tidak mau dia menjadi anak yang manja. Setiap malam, mereka pasti video call melalui aplikasi skype untuk menanyakan kabar.
Sesampai di sekolah, Anna buru-buru menuju ruang kelasnya. Jam menunjukan pukul 7.07 namun satpam belum menutup gerbang sekolah yang biasanya sudah ditutup tepat pukul 7. Sampai kelas, dilihat guru Kimianya juga belum datang.
Anna langsung menaruh tas di tempatnya di samping Desi.
"Tumben telat, Na? Biasanya kan lo anak pagi banget." celetuk Desi disampingnya begitu Anna duduk di kursi.
Anna melirik. "Iya nih, Des. Semalem gue ngabisin season terakhirnya Friends. Gue mau nulis artikel tentang dampak kebanyakan nonton gituan. Eh, gue juga yang kena."
Desi tersenyum. "Yeee lagian lo sih. Emang si GoGirl itu bayar berapa ke lo sih sampe lo tetep jadi columnist mereka?" tanya Desi yang menyebutkan nama satu majalah tempat Anna bekerja dengan menulis kolom pada halamannya.
"Berapapun, it can pay my bills lah!" kata Anna sambil mengedipkan mata. "Lagian kan juga untuk menyalurkan hobi gue juga. Biar gue gak stress tiap temenan sama lo dan Dipo."
Desi menajamkan mata. "Heh! Yang ada gue yang stress temenan sama lo yang payah banget dipelajaran Kimia," Anna tertawa pelan. "Lagian gue heran deh, padahal lo anak diplomat yang pasti tiap bulan dapat kucuran dana dari bokap lo eh tapi tetap aja kerja?" Desi mengerutkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anna & Harry
RomanceHubungan antara murid, 17 tahun, dan guru, 38 tahun, dimulai ketika mereka tinggal di apartemen yang sama dan lantai yang sama. Akankah hubungan itu berlanjut? Atau harus terhenti mengingat usia dan status kedudukan mereka yang jauh berbeda?