jangan lupa tinggalin jejak yess! 😻
——
“Bro! Mulai?" tanya Jeka tidak sabaran.
“Iya bentar lagi, jangan cabut lo. Kalo iya yang ada traktiran buat besok gua cabut,” ancam Omar.
“Yaelah, gitu amat lo sama Jeka kembarannya Shawn Mendes.”
“Ban bledus lo mah Jek! Mana ada Shawn Mendes,” sindir William seraya menyilangkan tangan diatas perut.
“Haha kawan lo emang suka ngelawak Will,” sambar Omar terkekeh.
“Daripada gua bales cibiran, mending gua semangatin dah saking ngenesnya lo gak ada yang nyemangatin. Semangat bro!” William menepuk pundak Omar dua kali.
“Bentar lagi bakal ada fans baru nih kayaknya. Siapa tau kita kena ciprat Will,” kata Jeka.
“Percuma fans banyak tapi gak ada yang bisa dijadiin pacar,” ujar Omar membuat William dan Jeka tertawa.
“Makanya jangan galak-galak lo sama betina!” sahut Jeka.
Acara lomba basket antara SMA Murai dengan SMA Djuanda pada siang hari ini akan di laksanakan, semua murid turun ke lapangan begitu Omar memanggil mereka semua lewat mediator pengumuman di ruang guru dan OSIS menunggu mereka di lapangan.
Hari ini Adara merasa sangat bahagia bukan karena kelas bebas yang menjadi momen favoritnya tapi karena dia ingin melihat Omar. Dia sendiri juga tidak mengerti kenapa keinginan itu muncul.
Omar lari ke tengah lapangan yang sebelumnya memakai batik dan bawahan putih kini mengganti atasannya dengan kaos hitam untuk menemui orang banyak serta pendukung dari sekolah lawan di tepi lapangan. Goresan senyum di bibir Adara kian terlihat. Karisma Omar bukanlah candaan. Dia kelihatan lebih keren.
“Dia pake kaos hitam jadi makin gak waras, gantengnya,” ucap Adara reflek.
”Lah Ra?” Darin bingung.
“Gue keceplosan hehehe.”
“Semuanya minggir jangan ada yang ke tengah karena sebentar lagi pemainnya bakal kesini!” teriak Omar tanpa mik, suaranya benar-benar berat dan sekuat tenaga dia keluarkan hingga urat lehernya terlihat jelas.
Siswi dari SMA Murai tidak berhenti memandangi Omar begitupun Adara. Suara William dan Jeka di dengar Adara karena berdiri bersebelahan.
“Jek, si Omar anaknya totalitas banget, orang-orang pasti baru pertama kali liat dia begitu. Kita yang udah biasa jadi gak heran. Tapi kali ini asli dah gak nyangka gua punya temen sekeren itu,” ucap William merasa bangga.
“Yoi Will! Untungnya dia galak, Bro. Jadi gak sembarang orang bisa ganggu,” tambah Jeka.
Temannya saja mengakui itu, Adara jadi semakin penasaran. Apa Omar segalak itu? Dari wajahnya sih memang.
Melihat Omar yang mondar-mandir menghampiri anak OSIS yang juga sibuk membuat Adara merasa kasihan. Sampai akhirnya acaranya pun di mulai. Sekarang Omar sudah memegang mik di tangannya.
“Siang! Lomba basket antara SMA Djuanda sama SMA Murai bakal dimulai sekarang!”
“Siang juga zheyenk!” teriak orang asing disebelah Adara, anak sekolah lain.
“Kita panggil pemain dari SMA Murai lebih dulu! Tolong masuk ke lapangan!”
Pemain dari sekolah lawan pun berlari ke tengah lapangan berjejer di sebelah Omar disambut dengan tepuk tangan yang ramai. Setelah mengenalkan nama masing-masing dari mereka, kini Omar memanggil pemain dari sekolahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/216935537-288-k888869.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADAROMAR
Teen FictionMenginjak tahun ketiga di SMA Djuanda, perempuan bernama Adara Lashita bertemu dengan ketua angkatannya, Omar Dasaad. Adara menjahili Omar karena sikap galak dan cuek yang dimiliki laki-laki itu, hingga suatu saat perasaan Adara tumbuh tanpa disadar...