7. HADIR DALAM KEHIDUPANNYA

3.6K 253 6
                                    

jangan lupa tinggalin jejak yess! 😻

——

Kerja bakti pagi ini dilaksanakan sebelum pelajaran, Adara sibuk menyapu kelas sambil menyanyi dalam gumamnya ketika teman sekelasnya menyetel lagu pakai pengeras suara.

Adara menyapu hingga mentok balkon samping, tepat ketika Adara menolehkan kepalanya ke arah tangga, Omar turun membawa lap bekas bersihkan kaca.

"Omar!" panggil Adara menghampiri Omar tanpa melepas sapu dari tangannya.

Omar tidak menggubrisnya. Dia tetap belok ke tangga turun selajutnya.

"Ini penting!" ucap Adara lagi.

"Lo mau apa? Iseng lagi? Gua gak ada waktu." Omar ingin melangkah tapi Adara menyekat perutnya dengan sapu.

"Lo pengen gua apain biar lo diem?" tanya Omar sambil mengambil alih sapunya. Menatap Adara seakan dia benar-benar tidak suka.

"Pengen lo sayang." Adara senyum semangat melihat wajah Omar lebih dari kata antusias.

"Sini gua cium," ujar Omar membalas senyum seraya menarik kedua pipi Adara. Dia mendekatkan bibirnya perlahan. Lalu menjauhkannya tiba-tiba. "Gak akan bisa sampe lo gua milikin seutuhnya."

"Berarti kalo gue jadi.."

"Gak usah mikir kejauhan, bersihin lagi!" Omar mengambil tangan Adara lalu dia beri sapunya. Kemudian pergi.

"Gue belum selesai ngomong!" teriak Adara, dia memelas. Tapi berusaha semangat lagi meski Omar tidak serius. "Gapapa deh yang penting ada momen sama lo hehe."

Dari balkon Adara melihat Omar jalan di pinggir lapangan menemui William dan Jeka yang tidak ikut kerja bakti.

"Will mana janji lo goblok katanya bakal kerja?" tagih Omar menendang kaki kursi yang William duduki.

"Iya nanti, lulus kuliah aja belum, masa udah lo tagih?" ucap William membuat Jeka tertawa.

Tiba-tiba Omar ingat perempuan yang suka menjahilinya tadi, siapa lagi kalau bukan Adara.

"Jangan bikin gua emosi Will. Balik gak lo ke kelas? Atau gua catet nama lo?" ancam Omar.

"Lah masa gua doang, Jeka juga lah. Jangan jadiin gua kayak lo dong, masa gua di catet? Kan gua gak dateng pas cewek di marahin Pak Mungkas," sindir William menahan tawa. Jeka langsung menoyor ubun-ubun William.

"Anak dong? Ngo." Jeka enggan mengakui William sebagai temannya.

"Gak usah bahas gituan Will, balik ke kelas kalo mau gua traktir balik sekolah." Omar membiarkan temannya, dia pergi ke kantin untuk beli minum saking hausnya.

"Asik, kelas kuy!" ajak William ke Jeka. Mereka pun ikut kerja bakti.

Adara cuma bisa melihat dari kejauhan, dia heran apa yang dikatakan Omar sampai dua temannya langsung pergi. Omar kelihatannya kesal sekali, tapi tidak se-emosi saat melihat Adara. Sayang sekali.

Kebetulan Adara juga ingin beli minum, dia ke kantin sekaligus bertemu Omar. Kini dia bersebelahan dengan Omar dimana banyak adik kelas yang meliriknya sinis.

"Ohh ini yang Darin rasain waktu disinisin sama mereka," batin Adara manggut-manggut.

Tapi Adara tidak peduli, dia berusaha jalan di sebelah Omar meski laki-laki itu sudah jalan secepat mungkin.

"Bisa diem gak lo?!" bentak Omar menghadap Adara sepenuhnya.

"Enggak sampe lo.."

ADAROMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang