47. CANTIK DI MATANYA

2.5K 122 65
                                    

"Eh udah dateng!" ucap Adara menghampiri Omar di depan pagar yang duduk di atas motornya.

"Ayo naik," kata Omar lalu Adara naik ke motor Omar dan secepatnya memeluk perut orang di hadapannya.

"Pake helm dulu, main peluk aja." Omar memberi helmnya ke Adara.

"Hehehe lupa."

Setelah siap, mereka tancap gas menuju sekolah. Namun sayangnya saat di tengah jalan mendadak gerimis.

"Pegangan yang erat. Mau ngebut," ujar Omar melihat Adara lewat spion.

"Apa? Gak kedengeran!"

Tanpa membalas, Omar langsung mempercepat motornya dan Adara spontan memeluknya erat.

"Bilang dulu kalo mau ngebuttt!" bentak Adara kesal.

"Udah bilang tadi, emang lo nya yang bolot."

Bel masuk masih dua puluh menit lagi, Omar berangkat lebih pagi saat menjemput Adara karena tidak Omar izinkan untuk dapat hukuman.

Sesayang itu Omar sama Adara.

Hujan makin deras begitu mereka sampai di parkiran. Omar langsung menarik Adara untuk masuk koridor supaya tidak makin basah seragamnya.

"Licin tauuu!" pekik Adara.

"Tau. Tapi nanti lo basah kuyup, sakit, mati. Mau?" tanya Omar di sela langkah cepatnya.

"Gak mau lah! Nanti lo sama siapa kalo bukan sama gue!" jawab Adara.

Ketika mereka tiba di koridor. Omar langsung mengelap wajah Adara yang terkena rintikan air hujan. Dia begitu khawatir.

"Omar?" panggil Adara sambil memandangi wajah serius Omar.

"Apa?" tanya Omar sembari membalas tatapan Adara.

"Gue gak basah banget kok seragamnya. Gak bakal sakit. Jangan khawatir ya," ingat Adara seraya tersenyum memperlihatkan rasa kagumnya.

"Khawatir lah. Lo satu-satunya cewek yang perlu gua jaga Ra."

"Makasih ya. Sekarang gue tau kalo lo cuma galak di luar aja, lo itu pedulian. Gue bangga punya pacar pertama kayak lo. Semoga selalu lo ya," ujar Adara lalu memegang tangan Omar.

"Pasti."

"Yaudah langsung ke kelas aja yuk? Pisah disini aja ya. Dadah!" Adara melambaikan tangannya sebelum beranjak pergi.

"Iya."

Di dalam kelas, Adara senyum-senyum terus. Omar dan Deon sudah tidak bermasalah lagi. Farah dan Zelin juga sudah berhubungan baik.

"Bahagia banget gue hari ini Rin," ucap Adara pada Darin.

"Kenapa tuh? Bucin yaaa lo!" cetus Darin.

"Bukan itu. Gue seneng aja kalo masalah kita udah selesai sama mereka-mereka. Tau kan maksud gue?"

Darin mengangguk. "Iya tau kok gue. Gue juga seneng sih. Kita bisa sekolah dengan tenang hahaha!"

"Banget Rin."

"Eh btw Farah curhat sama gue. Sebenernya dia masih sayang sama Deon, cuma dia tau gak ya kalo Deon udah lebih baik?" tanya Darin serius.

"Gak tau deh. Biar dia sadar sendiri dengan ngeliat gimana Deon akhir-akhir ini," balas Adara lalu tertawa. "Lucu nih semuanya. Jeka jadian sama Zelin, Farah sama Deon sama-sama suka. Lo sama William. Salut sih gue bisa begini."

"Hahahaha mungkin emang udah jalannya berakhir kayak gini Ra. Gue juga sayang banget sama William walau dia bikin malu hehe."

Memang. Semoga akan tetap seperti ini. Tapi jangan salah ya, meski William sering bikin malu, dia itu disukai banyak perempuan di sekolah.

ADAROMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang