29. PECAH

3.8K 206 40
                                    

Saat datang ke sekolah pagi-pagi, tangga menuju lantai tiga begitu berisik hingga Adara secepatnya lari ke atas karena penasaran. Disana terdapat Omar dan Deon bertengkar hebat sampai semua murid menonton bahkan tidak ada yang berani melerai karena mereka begitu emosi. Adara pun mundur memilih untuk tidak melihat mereka.

Deon mendorong Omar hingga jatuh dari tangga. Omar tidak terima diperlakukan seperti itu. Dia bangkit lalu lari dan mencengkeram kerah Deon.

“Sini turun lo brengsek!” Omar menarik Deon ke lantai dua. Lalu menghantam pipinya dengan amarah yang tidak terbendung. “Ketiga kalinya lo ngajak gua ribut! Gua habisin lo sekarang!”

Omar memukul perut Deon menggunakan kepalan tangannya hingga Deon mengeluh kesakitan. Namun Deon membalas pukulan di kepala Omar lebih kencang.

“Bangsat lo anjing!” Omar mendorong Deon dengan kakinya. Hingga masuk ke dalam kerumunan.

“Lo bangsat!” Deon lari kemudian menarik Omar hingga menabrakkan kepala Omar ke jendela 12 IPS 3. Kaca jendelanya pecah.

Omar memegang kepalanya yang berdarah di bagian kening karena dia segera memutar tubuhnya begitu hampir mengenai jendela.

“Untung cuma berdarah gak sampe bocor ya bangsat! Kalo iya? Gua matiin lo sekarang!” tantang Omar sambil mengepalkan kedua tangannya hingga urat di tangannya tercetak jelas.

Tiba-tiba semuanya lari termasuk Deon. Mereka bubar meninggalkan Omar sendiri serta kedatangan Pak Mungkas.

“Omar! Kamu cari masalah! Lihat kaca kelas siapa yang sudah kamu pecahkan?! Kamu itu ketua angkatan! Seharusnya kasih panutan yang baik! Kamu memang bagus dalam melaksanakan tugas tapi sikap kamu gak bagus!! Obati kepala kamu! Istirahat nanti temui saya di ruang BK dengan Deon!!” Pak Mungkas langsung pergi melewati Adara yang baru memunculkan dirinya di hadapan Omar membeku melihat Omar.

Omar menghela napasnya begitu berat. Dia melihat Adara dengan tatapan penuh arti kemudian melangkah mendekati Adara.

“Gua sayang sama lo,” ucap Omar tersenyum sambil mengacak pucuk rambut Adara. Lalu pergi.

Adara tidak bisa berkata-kata. Dia menangis. Kenapa Omar harus bertengkar lagi dengan Deon? 

“GUE GAK SAYANG SAMA LO LAGI!” balas Adara.

“Ra? Lo kenapa nangis? Hah? Itu kenapa pecah kacanya?!” tanya Darin panik karena baru datang. Dia tidak tahu apa yang terjadi barusan.

Adara langsung memeluk Darin. “Rinn! Omar berantem lagi dan Omar kena pecahan kaca jendela sampe berdarah keningnya. Gue gak bisa Rin..”

Darin melotot lalu melepas pelukan Adara. “LO SERIUS? LO GAK SALAH LIAT KAN??”

“Gue serius. Gak ada gunanya gue bohong di situasi kayak gini.” Adara mengelap air matanya.

“Kalo gue tau Omar berantem lagi sampe kayak gini? Gue bakal suruh William sama Jeka yang baru masuk sama motornya buat cepet berhentiin temennya Ra! Gue bodoh banget!!!!” ungkap Darin menyalahkan diri sendiri. Merasa sudah menjadi teman paling bodoh sedunia.

——

Omar dan Deon kini berada di dalam ruang BK menghadap Pak Mungkas. Kening Omar sama sekali tidak ingin dia obati, hanya dia bersihkan dengan air. Deon seakan tidak ingin disalahkan dalam masalah ini.

ADAROMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang