jangan lupa tinggalin jejak yess! 😻
——
Kelas begitu berisik karena gurunya belum datang saat jam pertama, tapi mendadak sepi saat orang masuk ke dalam kelas dan semua laki-laki langsung bersiul menggodanya. Darin menyolek pundak Adara lalu menunjuk orang itu.
“Kenapa sih Rin?” tanya Adara bingung.
“Liat itu siapa yang dateng? Anak baru kayaknya,” jawab Darin.
“Gimana deh nanya sama jawab sendiri,” ucap Adara kemudian melihat ke depan. Adara terkejut bukan main. Dia adalah orang yang pernah Adara lihat.
Dia Farah yang waktu itu Adara lihat di toko buku. Farah jalan ke kursi belakang Adara lalu duduk begitu saja sampai guru datang baru dia memperkenalkan dirinya.
“Gue Farah Rasyifa pindahan dari luar negeri. Jangan kaget ya hehe. Semoga kita bisa berteman baik,” kata Farah dengan senyum seramah mungkin.
Banyak sekali orang di kelas yang tidak berhenti memperhatikan kecantikan Farah. Darin mendecak malas begitu Farah duduk.
“Dari gayanya aja gue udah kesel apalagi kalo dia bertingkah,” cibir Darin pelan tapi bisa Adara dengar.
“Jangan gitu Rin, siapa tau baik? Udah cukup lo suudzon sama William, jangan nambah lagi. Kasian orang anjir,” ucap Adara tak kalah pelan.
“Kalian ngomongin gue? Kenapa? Iri?” tanya Farah sambil melepas kuncirannya lalu membiarkan rambutnya tergerai panjang.
“Siapa yang ngomongin? Gak usah kegeeran, yang ada males nyebut nama lo.” Darin bergedik bahu. Sudah ada tanda bahwa Darin tidak akan akur dengan Farah.
“Eh elo yang mau rebut buku yang gue beli kan? Idih songong banget lo. Sok ramah disini, biar apa sih?” tegur Darin membalik fakta ke Adara.
“Bukannya lo yang gak mau ngalah? Mau gue jelasin lagi kalo gue yang lebih dulu nemu buku itu?” tanya Adara.
Satu kelas menoleh ke arah mereka berdua, namun ada satu anak laki-laki yang membela Farah. Apalagi kalau bukan karena dia cantik.
“Heran deh gue sama cowok sekarang, meskipun salah tapi cantik ya udah deh hilang semua tuh kesalahan, semuanya di anggap bener.” Darin mendengus kesal lalu menyuruh Adara untuk kembali hadap ke depan.
Gurunya diam saja membuka laptop untuk mengecek kembali materi baru.
Saat istirahat Adara minta Darin ke kantin lebih dulu karena takut kantin penuh, Adara menitipkan ayam geprek padanya jadi bisa ke toilet. Namun setelah keluar dari pintu ketiga dalam kamar mandi, begitu Adara bercermin, Farah berdiri di belakang seraya melihatnya sinis.
“Eh misi dong! Emang cermin punya lo?” desis Farah lalu mendorong Adara ke samping. Dia memakai lipstick yang begitu merah tidak lupa dengan minyak wangi yang begitu banyak dia semprotkan ke seragamnya.
“Maaf, Farah. Bisa santai aja kan ya?” tanya Darin mencoba ramah.
Farah tertawa remeh. “Kenapa gue harus santai ya sama lo? Liat muka lo aja males. Untung cantikkan gue sih ya jadi gue gak harus takut di kalahin. Lagian gue yakin kok semua cowok disini bakal suka dan takut sama gue.”
![](https://img.wattpad.com/cover/216935537-288-k888869.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADAROMAR
JugendliteraturMenginjak tahun ketiga di SMA Djuanda, perempuan bernama Adara Lashita bertemu dengan ketua angkatannya, Omar Dasaad. Adara menjahili Omar karena sikap galak dan cuek yang dimiliki laki-laki itu, hingga suatu saat perasaan Adara tumbuh tanpa disadar...