Menginjak tahun ketiga di SMA Djuanda, perempuan bernama Adara Lashita bertemu dengan ketua angkatannya, Omar Dasaad. Adara menjahili Omar karena sikap galak dan cuek yang dimiliki laki-laki itu, hingga suatu saat perasaan Adara tumbuh tanpa disadar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Sekarang lo tau apa yang mau gua capai hari ini? Jelas ada di deket lo lagi lah Ra.”
——
Ketika masuk ke dalam gerbang dengan suara deruman motornya, banyak orang memperhatikan siapa pemilik motor yang belum juga melepas helm dari kepalanya.
Mereka menganga saat melihat Omar masuk kembali. Lebih tepatnya siswi perempuan. Omar terlihat lebih keren di mata mereka setelah bertengkar tiga hari lalu.
Omar turun dari motor lalu jalan dengan santai serta wajah galaknya. Dia menemui William dan Jeka di koridor.
“Baik kan lo berdua?” tanya Omar sambil membenarkan posisi lengan tasnya.
“Yoi! Langsung aja cabut ke kelas,” ajak Jeka.
“Lah emang tujuannya ke kelas, somplak!” sahut William.
Mereka naik ke atas menuju kelas. Omar melihat kaca kelas 12 IPS 3 yang sudah betul kembali. Dia tersenyum, merindukan seseorang di dalam kelas itu. Adara.
Jam istirahat, Omar turun bersama dua temannya. Namun mereka berhenti di lantai dua. Bersandar di balkon menunggu dua orang yang mereka cari keluar dari kelas tersebut. Sedangkan Jeka langsung turun ke kantin duluan karena siapa yang dia tunggu?
“Rin! Ayo ngantin!” pinta William mendadak saat Darin baru keluar dari kelasnya sendirian.
Omar bingung dimana Adara.
“Gak mau ah gue sama lo! Lo bau!” tolak Darin merasa geli.
William mencium lengan seragamnya. “Bau apaan? Yang ada wangi parfume gucci kali. Udah yuk ngantin, gua traktir.”
Akhirnya Darin mau bukan karena traktiran tapi William menariknya.
“Duluan, Bro!!” kata William ke Omar sambil mengangkat tangannya ke udara. Omar mengangguk.
Karena Adara belum juga keluar, Omar melihat isi kelas itu lewat jendela. Tapi tiba-tiba Adara menampakkan wajahnya juga untuk memastikan di luar ramai atau sepi.
Omar tertawa dan menepuk kaca menggunakan telapak tangannya tepat di wajah Adara. Adara memutar bola matanya malas sambil menghela napas.
“Tunggu,” ujar Omar. Dia masuk ke dalam kelas Adara dan menghampiri mejanya.
“Gimana dua hari tanpa gua?” tanya Omar sambil kedua tangannya bertumpu pada meja serta melihat Adara.