32. KHAWATIR

4.3K 218 107
                                    

“Selama gua sayang sama lo, lo aman Ra. Dan mungkin lo bakal selalu aman. Paham kan maksud gua?

——

“Mau di apain nih? Kalian setuju gak sih kalo Adara sama ketua angkatan kita? Omar. Gak ada bagusnya kan ya cewek ini?” tanya Zelin sambil mencengkeram tangan Adara.

“Aduh Zel, kok masih nanya sih? Ya jelas lah gak ada bagusnya!” cetus Farah berada di sebelah Adara, mencengkeram tangannya juga. Jadi Adara ditahan mereka agar tidak kabur.

Di depan tangga perempuan penuh dengan murid perempuan yang mendukung Zelin dengan Omar. Lebih tepatnya karena ucapan Zelin yang mengada-ngada. Mereka semua terhipnotis dengan mulut Zelin.

“HAHAHAHAHA!”

Mereka semua tertawa dan bisik satu sama lain. Nama Adara kini jelek di sekolah ini karena di cap sebagai pembuat masalah penyebab Omar di skors karena bertengkar dengan Deon. Di anggap perusak hubungan orang juga. Nyatanya merusak hubungan siapa?

Mereka hanya iri.

“Mau kalian semua apa sih?! Kalo kalian..” Ucapan Adara terpotong.

“JELAS LO JAUH DARI COWOK GUE! LO PAHAM GAK SIH?! UDAH GUE INGETIN BERKALI-KALI MASIH AJA SOK!!” bentak Zelin melihat Adara keji.

“Kalo bolot ya begitu Zel. Gak ada otak juga,” kata Farah sambil tersenyum licik.

Tidak satupun orang dari mereka yang membela Adara seakan mereka menyetujui perkataan dua manusia licik itu.

Dari kejauhan Omar, William, dan Jeka jalan ke dalam koridor setelah dari kantin. Jeka bingung kenapa disana ramai membentuk lingkaran.

“Ada apaan dah itu? Tumben rame. Biasanya gak pernah begini seumur-umur gua sekolah disini,” bingung Jeka penasaran.

“Widih rame tuh! Sabi lah join! Ya kali gak kuy!” celetuk William hingga jinjit melihat ada apa disana.

“Jek, lo mau bantai William kan? Bantai sekarang. Jangan sampe ngikut yang gak bener tuh temen lo,” sahut Omar sedikit kesal.

Satu perempuan melewati mereka bertiga. Karena Omar penasaran juga, dia memberhentikan orang itu. Orangnya berhenti sambil senyum malu karena dipanggil oleh orang yang dikagumi banyak siswi perempuan di sekolah.

“Weh. Gua gak tau nama lo. Sini bentar,” panggil Omar.

“Iya. Kenapa ya? Nama gue..” tanya orang itu menghampiri Omar dengan tatapan kagum. Melihat wajah Omar sedekat itu membuat jantungnya berdetak kencang.

“Gak usah ngenalin diri. Gua tanya, kenapa disana rame?” Omar menunjuk kerumunan itu sambil mengerutkan alisnya.

“Ohh, itu Adara. Lagi di introgasi,” jawab orang tersebut dengan wajah panik.

“Asli?” tanya William.

“Asli kok. Masa palsu? KW dong!” canda orang itu lalu tertawa.

Omar menghela napasnya berat. “Siapa biangnya?”

“Hah? Gak.. Gak tau gue! Lain kali nanya nama gue yaa!” Orang tersebut lari saking takutnya tidak ada keberanian untuk menjawab.

ADAROMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang