15. BERSAMA YANG LAIN

3.4K 201 4
                                    

Omar duduk santai sambil mendinginkan tubuhnya di dalam ruang komputer berharap tidak ada lagi yang mengganggunya. Dia memainkan handphone nya untuk mengecek apa yang ada di akun Instagram miliknya setelah dua minggu tidak dibuka. Sampai bosan tidak ada yang menarik disana, dia menutup kedua mata dengan lengannya.

Namun seseorang menggagalkannya, "Omar?"

Saking kesalnya Omar mendecak dan enggan membiarkan matanya terbuka, dia tetap menutup matanya.

"Lo denger gue gak?" tanya seseorang itu.

Omar tidak merespon.

"Gue tau lo denger suara gue, kok lo gitu banget sama gue? Biasanya lo selalu jawab gue loh," keluh orang itu.

Terpaksa Omar menjauhkan lengannya lalu melihat orang di hadapannya kurang suka, "Lo ngapain kesini Zel?"

"Gue gabut jadi gue nyari lo, gapapa kan?" tanya Zelin.

"Santai," jawab Omar kemudian ingin tidur tapi Zelin memegang tangan Omar hingga Omar meliriknya tanpa ekspresi.

"Kok lo tidur sih? Ini kan sekolah, emangnya lo gak pernah tidur di rumah?"

Omar tertawa miring, "Gua tau lo anak rajin Zel, tapi jangan pernah samain gua sama lo, beda. Tau beda gak lo?"

"Iya gue tau," dengus Zelin lalu bertanya, "Oh iya lo udah punya pacar? Atau orang yang lo suka gitu?"

"Kenapa? Lo mau?" tanya Omar berhasil membuat Zelin tersenyum puas dan mengangguk yakin. "Lo bakal tahan kalo jadi pacar gua?"

"Emang kenapa? Gue mau kok."

"Lo belum tau gua sepenuhnya Zel," ujar Omar.

"Lo yang gak tau gue sepenuhnya Omar, lo kadang cuek dan kadang perhatian. Lo tuh anggap gue apa sih? Lo punya cewek lagi ya?"

"Lo bukan pacar gua Zel. Jangan beranggapan lebih," kata Omar tanpa melihat zelin.

"Kalo bukan gue, siapa lagi?"

"Lo tuh cakep Zel, tapi jangan suka maksa orang buat jadi apa yang lo mau. Malah bikin gak nyaman," cetus Omar lalu meninggalkan Zelin keluar.

Tiba-tiba Zelin lari dan memeluk erat tubuh Omar. Dia menangis hingga air matanya menembus seragam Omar hingga baju kaosnya basah.

"Omar, gue minta lo jangan menjauh lagi ya dari gue? Gue kangen banget sama lo," ucap Zelin dalam isak tangisnya.

Di balik pintu dengan sedikit celah, Adara melihat Omar membalas pelukan Zelin. Adara membeku beberapa saat lalu menunduk. Akhirnya Adara mengurungkan niatnya ke ruang komputer untuk print tugas dan memilih kembali ke kelasnya.

"Satu menit aja gue telat, gue gak bakal liat kejadian sesakit ini." Adara melangkah pergi menjauh dari ruangan itu dengan perasaan tidak menyangka.

--

Adara mencoba untuk tidak memikirkan apa yang dia lihat tadi di ruang komputer. Dengan cara bercanda dengan Darin adalah solusinya supaya tidak terlalu larut dalam kecemburuannya.

ADAROMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang