CHAPTER 40

1.2K 41 0
                                    

"kirana udah!".

Suara seorang lelaki terdengar hingga memecahkan pertengkaran itu. Kirana melihat ke arah lelaki yang berteriak tadi.

"ohooo pangeran penyelamat datang!". Kata kirana sambil senyum smirk ke arah revan.

"ayo pergi". Ajak revan, namun kirana malah menghempaskan tangannya hingga membuat orang-orang yang ada disana terkejut sekaligus revan.

"kenapa ngajak gue, lo gak selametin gebetan baru lo itu?".

"kir cukup".

"Hahaha kenapa? Takut kalo semua orang tau?, sana mending lo obatin noh si lauren jangan gue". Kata kirana sambil menangis lagi.

"kirana udah". Bentak revan.

"lo jahat tau nggak".

Kirana pun berlari meninggalkan revan dan lauren disana. Hatinya sakit seperti anak bayi yang baru pertama kali kena siratan pisau. Dia merasa dunia sudah berakhir. Kenapa cintanya harus memiliki kisah menyedihkan.

Rasa sakit yang menggebu tak bisa dihilangkan. Betapa bodohnya ia harus meredakan hatinya untuk tersakiti. Angin laut yang terasa ditubuh membuat rasa sakit ini bisa mereda. Kirana berdiri sambil memandang betapa indahnya pemandangan laut.

Drttt Drttt

Bang Arya is calling!

Kirana terpaksa menolak panggilan dari Arya. Kali ini ia hanya ingin sendiri tanpa ditemani orang lain.

Sedangkan di sekolah revan sangat bingung harus berbuat apa, kini ia tengah merenung sendiri memikirkan bagaimana keadaan kekasihnya sekarang. Dia sangat merindukan Kirana yang ceria dan manja. Kenapa hal ini harus terjadi ketika hubungan mereka sudah sangat erat.

Drttt Drttt

Arya is calling!

"halo"

"halo van lo dimana?"

"rooftof"

"lo sama Kirana? Dari tadi gue telpon tu anak gak mau angkat".

"nggak".

"lahh kemana tuh anak, ntar kalo lo ketemu ama dia bilangin ya gue gak bisa pulang ama dia".

"ya!".

"Arghhh!".teriaknya.

Kesal sekaligus benci. Itulah yang dirasakan revan saat ini. Kesal karena keadaan dan benci karena hatinya yang tiba-tiba saja luluh ketika lauren mencium nya. Ia tak tau harus berbuat apa. Meminta bantuan teman-teman nya? Tidak. Itu bukan ide yang bagus.

Malam hari nya kirana masih memikirkan keadaan revan. Suasana sejuk akibat hujan deras yang turun sejak tadi sore mengingatkan ketika dirinya dimarahi ibunya karena bermain hujan malam-malam.

Betapa indahnya kehidupan dulu ketika ia masih kecil. Dimana hatinya masih utuh belum mengenal namanya cinta. Gelap gulita rasanya, ketika melihat rembulan sudah tertutup dengan sempurna. Air mata yang lagi-lagi mengalir bak aliran hujan. Apakah itu yang namanya kecemburuan yang luar biasa? Ntah lah hanya tuhan yang tau apa yang kirana rasakan hari ini.

Kirana beranjak menuju meja belajar, mengumpulkan ide bagus agar moodnya kembali membaik. Ia mengambil sebuah buku kecil yang ia gunakan sejak SMP untuk mencurahkan segala keluhannya.

Kirana, 2 - April - 2019

Penipu semesta!

SOMEBODY TO YOU [ REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang